Sambil Ngemong, Masak, Kerja, Dapet Duit :)

Beginilah kelakukan si lucu Dede kalo Ibunya ada di rumah. Tidak pernah mau lama bermain sendiri. Belum 5 menit biasanya udah panggil-panggil dengan suaranya yang kuencengg dan gemes kalo kita gak langsung datang.
"Bapak-bapak-bapak!"
"Ibu-Ibu-Ibu!"
Kadang dia bilang Dede mau main sendiri dan baca sendiri aja.
Ya sudah, dikasih
baca dan main komputer sendiri.
Yup mumpung ada kesempatan kerja yang lain, aku

langsung atur strategi dan gerak cepet.
1. Instruksi pembantu untuk masak dan nyiapin/cek bumbu dan bahan. Jadi si mbak tinggal masaknya doang, gak mikir bumbu dan harus masak seberapa banyak.
2. Baca dan tulis email atau sekedar bikin tulisan untuk posting blog.
3. Plan for tomorrow [kerjaan kantor, promo dan juga menu makanan.
Nah..seringnya tuh, belum selesai semua, si Dede udah datang, minta pangku dan mainin laptop. Entah ngetik atau gambar atau hanya sekedar iseng ceklak-ceklik keyboard.
Hihi siapa yang tahan menolaknya???
Mending kasih aja dia main dan saya berhenti kerja, kecuali emang urgent pas proses prosting email belum selesai, biasanya minta bantuan Bapaknya untuk "menyelamatkan"nya. Entah diajak main bola atau main puzzle sampai proses posting beres hehehe.
Lutju, gemes, bawel, cerewet dan superaktif pisan!
Luv You So Much De!!

Mikir berat....!!


Wah lagi ngapain tuh si Dede?
Mikirnya berat banget sih Nak?
Bantuin ibu mikir formula obat ya?
Biar cepet jadi dan ibu gak pusing lagi :)
Atau bantu mikir ibu cari kerjaan yang bisa di rumah?
Biar bisa main sama Dede di rumah?
Jangan berat2 mikirnya ya, main dulu aja, biarin Ibu yang mikir semua hehehe
Nanti cepet jadi profesor :)
Bapak kalah deh...:)

Anda pasti bisa bila........

Pasar malam di buka di sebuah kota. Seluruh penduduk menyambutnya dengan gembira. Ada berbagai permainan,stand makanan dan sirkus. Tapi kali ini yang paling istimewa adalah atraksi pertunjukan manusia kuat. Setiap malam ratusan orang menonton pertunjukan manusia kuat. Ia bisa melengkungkan baja hanya dengan tangan telanjang. Ia bisa menghancurkan batu bata tebal dengan tinjunya. Ia mengalahkan semua pria dikota itu dalam lomba panco.

Untuk menutup pertunjukannya,ia memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir air jeruk itu terperas. Kemudian ia menantang para penonton,"Barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini akan aku berikan hadiah satu juta."

Kemudian naiklah seorang laki-laki,ia seorang atlit binaraga ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras...dan memeras...tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat dari penjuru kota mencoba,tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum kemudian ia berkata; "Aku berikan satu kesempatan terakhir.Siapa yang mau mencoba?"
Lalu seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja nyonya.Mari naik ke panggung." Manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Wanita itu tak menghiraukannya, ia mengambil jeruk dan menggenggamnya dan semakin banyak penonton yang menertawakannya.

Wanita itu mencoba memeras dengan penuh konsentrasi. Ia memeras.... memeras... memeras........ dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh membasahi lantai panggung. Para penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan mereka segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu,katanya; "Nyonya,aku sudah melakukan pertunjukan semacam ini ratusan kali. Dan ribuan orang telah mencoba agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal.

Hanya
kau satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu bagaimana kau bisa melakukan hal itu?"
"Begini" jawab wanita itu "Jika suamimu sedang sakit keras dan tak bisa mencari nafkah sedangkan kau memiliki delapan anak yang harus kau beri makan setiap harinya,lalu kau harus kuat mencari uang meski hanya serupiah-dua rupiah maka hanya memeras jeruk untuk mendapat satu juta rupiah bukanlah hal yang sulit."
"Bila anda memiliki alasan yang cukup kuat,anda akan menemukan jalannya."demikian kata seorang bijak. Sering kali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat.
( Bits & Pieces,The Economics Press )

Hal-hal Besar dalam Hidup ini tidak pernah dilakukan mendadak

Hal-hal besar dalam hidup ini tidak dicapai melalui pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan mendadak, tetapi dilakukan sebagai sebuah rangkaian hal-hal kecil yang dirangkum bersama untuk menyusun-membentuk sesuatu yang besar.
Jadi jangan pernah kita menghambat memulai diri dari melakukan sesuatu karena kita khawatir bahwa yang kita lakukan bukan sesuatu yang besar.
Lakukan saja mulai dari sesuatu yang paling kecil, yang paling sederhana, yang paling dekat, yang paling mudah karena hal-hal kecil ini akan menghasilkan hal kecil berikutnya, yang merupakaan konsekwensi logis dari dilakukannya sesuatu yang kecil-sederhana pada awal.
Hal-hal yang membentuk mata rantai, hal-hal kecil yang dilakukan dengan baik ini, akan menghasilkan sekelompok hasil dalam ukuran waktu bisa disebut sebagai tahap pertama.
Sebuah tahapan bisa panjang bisa besar, bergantung dari berapa agresifnya orang ini, berapa besarnya diri ini menginginkan keberhasilan.
Seseorang yang keras kemauannya untuk berhasil, tahap pertamanya sangat panjang. Sedangkan orang yang tergesa-gesa berhasil dan tidak begitu besar yang diharapkannya, tahap pertamanya selalu pendek.
Jadi karena hal-hal besar dalam hidup ini tidak pernah dilakukan mendadak, biasakan untuk memulai hal-hal kecil sebagai rangkaian yang akan membentuk hal-hal besar.
[Anand wisdom]

Nice Word from Rendra

Sering kali aku berkata,

ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi,

mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?

Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,

dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
Seolah ...
semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah ... keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

"ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"

(WS Rendra).

Mengapa harus punya bisnis sendiri?

Akhir tahun selalu menjadi momen yang berat buat saya karena saya harus menilai anak buah saya dan nilainya akan digabung dengan semua staff dari departemen lain jika jumlah dalam satu departemen kurang dari 10 orang. Dari post fit tersebut pasti akan keluar nilai D dan E yang artinya nilai E akan dikeluarkan alias di-PHK dan nilai D tidak naik gaji.
Mungkin orang akan gampang bilang, naikin aja nilainya! Duhh ini juga harus ada pertanggungjawabannya. Mana hasil kerjanya? Seberapa bagus dia sehingga berani memberikan nilai tinggi? Bagus mana A dengan B. Tidak boleh bilang sama bagusnya karena katanya itu adalah sistem komunis, sama rata sama rasa.
Hemm susah kan? Kalo udah ada yang diPHK, siapa yang tidak sedih? Tiba-tiba hari itu juga dipanggil HRD terus disuruh beresin barang-barang dan pulang, huhuhuhu....gimana nasib keluarganya? gimana nasib anaknya jika dia udah punya anak? mau cari kerja dimana dia?
Sudah 2 tahun ini departemenku tidak memberikan nilai E dengan alasan baru saja ada yang resign [emang kebetulan resignnya seminggu atau 2 minggu sebelum penilaian]. Jadi alasannya kami udah kekurangan personel, masa harus memPHK anak lagi? Itupun harus lobby dulu ke direkturnya.
Sedapatnya saya jelaskan sistem ini dengan bijaksana kepada anak buah karena saya kan tidak ingin mengadu domba anak buah dengan perusahaan. Reaksinya macem2. Ada yang pasrah ada juga yang semangat kerja lebih baik biar tidak dikeluarkan. Kadang saya tekankan untuk mencari penghasilan tambahan sekarang juga untuk persiapan. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi besok, lusa atau tahun depan. Dengan keadaan perekonomian seperti sekarang ini, gelombang PHK kian mengancam. Kita harus menjadi kunci dalam perusahaan itu kalau tidak mau diPHK dalam waktu dekat. Untuk menjadi kunci, harus punya keahlian lebih dibandingkan dengan yang lain. Tapi terkadang, sudah punya keahlianpun harus pandai membawa diri karena masih banyak ancaman lain seperti sikap saling sikut dan "makan" temen sangat sering dijumpai. Jadi selalu ada kemungkinan untuk diPHK juga :(
Mungkin saja besok giliran saya? Who knows? Namanya kerja ikut orang, ya siap-siap aja.
Apa yang terjadi jika kita diPHK?
Ibarat kran air yang berhenti mengalir untuk memenuhi ember yang bolong. Kenapa embernya bolong? Karena kita harus melakukan pengeluaran2 rutin setiap harinya. Kebutuhan primer, sekunder, tersier, asuransi, cicilan dan sebagainya. Lama2 air dalam ember akan habis dan darimana kita mendapatkannya jika tidak dari penghasilan sampingan/cadangan?
Jadi kapan saat yang tepat untuk mempunyai usaha sendiri?
SEKARANG!
JANGAN TUNDA LAGI!
Bisnis seperti apa?
Itu adalah pilihan masing-masing pribadi. Jangan salah pilih karena sangat berpengaruh pada masa depan anda dan keluarga.
Jangan pernah gantungkan HARAPAN pada hari esok yang samar, TANCAPKAN hari INI sebagai TONGGAK MENUJU SUKSES!

Resolusi 2009

Sungguh pekerjaan yang berat membuat resolusi ini. Karena saya baru kali ini bikin resolusi dengan keterpaksaan yang mendalam. Dipaksa oleh temen saya, tapi thanks to her juga karena dengan begitu saya harus berpikir lebih keras dari biasanya. Apa sih susahnya bikin resolusi?
Mungkin yang saya buat selama ini buka resolusi sungguhan. Tapi hanya sekedar keinginan yang jalannya mengalir saja tanpa planning dan usaha yang jelas. Itupun hanya ada di dalam benak saya dan diungkapkan dalam momen tidak serius bersama suami.
"Wah tahun depan beli motor yuk..!"
Tahun depannya pas kesampaian beli motor ya syukur, pas enggak ya biasa aja.
"Eh rumah bocor, benerin yuk".
"Bolehlah..ada uang gak..wah belum cukup. Nabung dulu aja."
"Wah gak bisa tahun ini, tahun depan aja yuk..."
Yah..resolusi saya selama ini gitu2 aja kok.
Yang palingg berat bikin resolusi saat ini adalah saya harus menulisnya di blog. Dibaca orang. Lalu kalau gak kesampaian kan malu. Emang sih orang gak peduli saya kesampaian atau tidak, tapi tetep aja malu, hikhikhik... Tapi katanya malu penghambat sukses juga. Jadi kuberanikan diri untuk menulis resolusi di blog ini..
Jelek-jelekan gpplah..namanya juga pemula. Kali lama-lama jadi baik yah...

1. Hidup lebih sehat
Melihat banyaknya penyakit aneh2 belakangan ini, aku sebagai ibu yang super pengen selalu sehat dan fit. Begitu juga Bapaknya dan tentu saja Dedeku yang susah makan. Aku dan Bapaknya akan disiplin. Programnya sih udah mulai sekarang ini, dimulai dengan detoksifikasi. Semoga berhasil...Jika berhasil akan kubagi resep dan pengalamannya pada keluarga dan teman.
2. Bisa naik motor dan kalau bisa mobil.
Sekarang kemana-mana minta antar suami dan taxi atau angkot atau becak. Kadang kasian suami, tapi kalo naik taxi berat diongkos. Kalo naik angkot jauh, suami gak tega. Ujung-ujungnya dianterin juga :p
3. Punya sepeda buat pergi yang deket2
Pengen naik sepeda kalo pergi deket2. selain sehat juga hemat
4. Renov rumah tahap II, biar gak keburu ambruk tuh kamar atas [Juli 2009]
Renov tahap I udah habis-habisan tuh.. jadi mesti nabung dulu buat benerin atap yang bocor dikamar atas. kalo gak buru-buru nanti keburu jebol plafonnya.
5. Budgeting lebih ketat karena Dede dah mulai sekolah plus pengen ada adiknya juga :)
Wah Dede udah mulai sekolah nih. Berarti nabung tetep [buat sekolahnya nanti], pengeluaran bertambah. Gimana caranya ya? Dan kalo dikasih kepercayaan lagi, pengen ada adiknya Dede. Biar lebih rame :)
6. Menjadi 18% di Oriflame pada Des 2009
Mungkin bisa menunjang Resolusi no 5 :), selain persiapan untuk pensiun dini, hehehe. Pengen di rumah, masak, ngemong, ngurus rumah, ngurus suami tapi tetep dapet duit buat menunjang keuangan keluarga.
7. Menyelesaikan proyek ORA dan profil disolusi dengan baik
Udah eneg tuh ngerjain proyek ORA. Harus segera distabilitas biar lebih tenang. Begitu juga dengan profil disolusi. Kudu bagus biar aman BA/BE.

Yup..demikian resolusi 2009 saya yang saya buat dengan susah payah sampe keringet dingin karena kebayang perjalannya nanti yang harus dikerjakan dengan SEMANGAT juang tinggi kalo mau semuanya kesampean.

Yukk SEMANGAT!!!

Buat apa kuliah ??

Seorang temen bertanya tentang bisnisku [yang aneh..].
Hah.. kuliah farmasi kok kerjanya begituan.
Kalo niat dagang sih gak apa-apa tapi mbok yao di PBF.
Buat apa kuliah?.
Hemm buat apa ya?
Aku bilang buat cari suami :)
Karena ketemu suami pas kuliah. Kalo saya gak kuliah, gak akan ketemu sama suami yang sekarang.
Kalo saya gak kuliah, saya mungkin sedang disawah atau jualan di desa dan menikah
dengan tetangga saya yang sama-sama lulusan SMA.
Ah.. kalau dibicarakan kalau-kalau-kalau dan kalau tidak akan ada habisnya.
Intinya inilah jalan hidup saya.
Kenapa saya kuliah, karena saya pengen pinter, menambah wawasan dan pembentukan pola pikir.
Setelah kuliah saya ingin bekerja sesuai dengan bidang saya yaitu di farmasi. Kebetulan saya suka dengan formulasi, bekerjalah saya dipabrik farmasi.
I always luv my job...really-really luv.
Ada tantangan tersendiri untuk bisa membuat obat yang baik.
Ada kepuasan saat menemukan formula yang baik dan stabil tentunya.
Saya kan gak pengen konsumen yang minum obat yang saya formulasi jadi gak sembuh karena disolusinya jelek dan sebagainya.. :).
Tapi ternyata kepuasan saya mungkin hanya untuk saya seorang.
Bagaimana dengan anak saya? Apakah anak saya senang jika ibunya pergi pagi pulang sore 5 kali dalam seminggu.
Apakah hati saya senang meninggalkan dia yang menangis minta digendong disaat saya harus berangkat kerja.
Apakah hati saya tidak miris meninggalkan dia dalam keadaan sakit hanya bersama mbaknya?
Fiuhhh.... Apa yang harus kulakukan?
Bingung dan bingung ternyata tidak menyelesaikan masalah. Saya harus bertindak membuat atau menciptakan pekerjaan yang bisa dikerjakan dari rumah.
Buka apotek..mahal. Hari gini, 200juta mungkin baru bisa launching tuh apotik.
Jual asesoris, mentok di distribusi dan sistem karena emang saya gak bisa sistem
perniagaan yang ok. Tahunya cuman beli dan jual lagi.
Mau jadi PNS, mentok di cuti dan belum sreg aja.
Pengen jadi dosen, kok ya mesti S2.
Katanya menulis adalah pekerjaan ideal juga buat ibu RT, maka belajarlah saya menulis dan membuat blog. Ikut milis menulis dan tentu saja memaksakan diri menulis karena kadang buntu gak tau harus beride apa. Katanya tulislah dulu sembarangan dan
selanjutnya biarkan dia mengalir apa adanya. Jadilah tulisan saya yang amburadul tapi saya cuek bebek aja yang penting tiap hari bisa nulis. Tapi belum dapet duitnya tuh. Baru menuangkan emosi aja.
Diajakin temen usaha restoran,hayuu..tapi tunggu ditunggu kok gak ada beritanya.
Diajaki temen beternak ayam dan kambing, hayuu juga,tapi kok gak jelas sekarang sampai dimana..
Diajakin temen bisnis Oriflame, hayuu juga...lumayan dah ada titik terang walau saya
mengikutinya dengan tertatih-tatih. Tapi yang penting SEMANGAT tetep gede hahahaha..
Komitmen, usaha dan kerja keras. Urusan hasil biarlah Tuhan yang menilai. Kalau saya
layak mendapatkan banyak, pasti diberikannya. Jika tidak pasti ada pintu lain yang akan dibukakannya.
Kenapa saya hayuu aja diajak orang?
1. Semangat jadi WAH mother, kalo dulu masih pilih2, harus sesuai dengan bidang keahlian dan bakat, sekarang sudah berkurang tuh idealismenya :O
2. Saya pengen banyak belajar, apapun
3. Jodoh kerjaan ditangan Tuhan. Setiap kesempatan pasti akan saya coba dengan serius. Jodoh gak jodoh urusan Tuhan.
Yang jelas dalam setiap bidang, saya pasti dan selalu mendapatkan pengalaman yang
berharga dan juga tempaan pembelajaran karakter. Semoga dengan itu semua bisa menjadikanku lebih baik. Istri dan ibu yang baik, serta pribadi yang baik.
Jadi buat apa saya kuliah?
Menggunakan kesempatan belajar yang ada dengan sebaik-baiknya.
Kesempatan belajar di bangku kuliah.
Menyenangkan orang tua
Menyiapkan bekal untuk mencari pekerjaan
Menambah wawasan yang jelas, menambah ilmu, jadi bisa kasih nasehat keluarga dan teman tentang obat dan kesehatan
Kalaupun nanti pekerjaan saya jualan rujakkah, kosmetikkah, obatkah, pakaiankah atau property, itu hanyalah salah satu pilihan hidup. Ilmu farmasi saya masih bisa dipakai, bahkan saya mendapat tambahan ilmu lainnya.
Saya tidak akan bertambah tua karena saya terus belajar.
Jangan pernah berhenti belajar karena belajar adalah proses seumur hidup dan ketika kita berhenti belajar, maka otak dan jiwa kita dapat dikatakan sudah mati.
Yang kuliah, hayuu semangat, jangan sia-siakan kesempatan emas bisa duduk dibangku kuliah.
Yang learn by doing, lebih semangat lagi, karena kita belajar sendiri dari pengalaman.
Yukk belajar, belajar, dan belajar :)

Cara menurunkan berat badan tanpa diet

Menurut Kathleen M. Zelman, MPH, RD, LD, perubahan sederhana terhadap gaya hidup anda dapat menurunkan berat badan dan sekaligus mempertahankannya.
Satu pon setara dengan 3500 kalori. Dengan menghilangkan 500 kalori perhari dan melakukan olahraga anda dapat menurunkan berat badan kira-kira 1 pon dalam seminggu. Jika anda hendak mempertahankan berat badan, menghilangkan 100 kalori per hari cukup untuk menghindari peningkatan 1-2 pon setiap tahunnya.
1. Sarapan setiap hari karena jika tidak anda akan makan lebih banyak pada siang hari.
2. Tutup dapur pada malam hari, anda akan ngemil jika anda menonton televisi, entah es krim, camilan ringan dsb yang anda tidak dapat prediksi berapa kalorinya.
3. Pilih minuman berkalori dengan bijaksana, seperti air putih, jus, susu skim atau air dengan perasan jeruk.
4. Makan lebih banyak sayuran dan buah karena kandungan seratnya yang banyak dapat membuat perut kenyang tanpa menambah banyak kalori.
5. Ganti tepung putih dengan gandum karena mengandung lebih banyak serat.
6. Turunkan porsi makan anda sebanyak 10-20% karena biasanya porsi yang anda sediakan atau restoran sediakan biasanya lebih banyak dan memaksa anda untuk menghabiskannya.
7. Lakukan 10.000 langkah per hari.
8. Tambahkan protein pada setiap makan dan snack anda karena dapat membuat anda merasa kuat lebih lama.
9. Jika memungkinkan substitusi bahan makanan anda dengan yang low kalori.
[rxlist.com]

10 Mistakes New Parents Make

The top gaffes of new parents during baby's first year and how to avoid them.
By Denise Mann
WebMD Feature
Reviewed by Matthew Hoffman, MD

All parents make mistakes. Don't believe it? Just think about your own parents. You will no doubt come up with a laundry list of things they did wrong.

The truth is no one is infallible -- especially new parents. But if you know the top 10 most common parenting mistakes, maybe you can keep from making them yourself. So here they are, along with tips to help you avoid making them.

New-parent mistake No. 1: Panicking over anything and everything

"Many new parents have overblown physical reactions to spitting up, vomiting, and other things a baby does,” explains New York City psychoanalyst Leon Hoffman, MD. ”And the baby picks up on that anxiety." Hoffman is the director of the Pacella Parent Child Center. He tells WebMD that parents can literally waste the entire first year of their baby's life by sweating the small stuff. Is he having too many bowel movements or too few? Is she spitting up too much? Is she getting enough to eat or too little? Does he cry too much or not enough? Any of that sound familiar to you? Hoffman says, "This worry gets in the way of being spontaneous and enjoying your infant's first year of life. Babies are far more resilient than we give them credit for."

New-parent mistake No. 2: Not letting your infant cry it out

"We, as parents, think our job is to make sure the baby is not crying,” says Atlanta-based pediatric nurse Jennifer Walker, RN. “That’s because we associate crying with the fact that we are doing something wrong and we need to fix it." Walker is co-author of The Moms on Call Guide to Basic Baby Care. "Babies are designed to cry,” she tells WebMD. They can be perfectly diapered and fed and still cry like you are pulling an arm off."

For the most part, crying is just part of being a baby. But if your infant is inconsolable for an hour and crying is associated with fever, rash, or persistent vomiting, call your pediatrician as soon as possible.

New-parent mistake No. 3: Waking baby up to breastfeed

Mistake or misconception? "Breastfed babies can -- and should -- sleep through the night,” says Walker. ”But there’s a common misconception that breast milk is not thick enough to get an infant through the night. But it is possible and beneficial for breastfed babies -- and their moms -- to sleep through the night."

New-parent mistake No. 4: Confusing spit up and vomit

Walker says, "The difference [between spit up and vomit] is frequency, not forcefulness. Spit up can absolutely fly across the room." Vomiting, however, is all about frequency. "If your baby is vomiting with a gastrointestinal virus,” she says, “it will come every 30 or 45 minutes regardless of feeding."

New-parent mistake No. 5: Not sweating a fever in a newborn

"Any fever over 100.4 rectally in the first three months of a baby's life is an emergency,” Walker says. The one exception is a fever that develops within 24 hours after an infant's first set of immunizations. Walker Tells WebMD, "Some parents may just say 'he feels warm' and give the baby Tylenol. But that's a parenting mistake in this age group. An infant's immune system is not set up to handle an infection on its own."

New-parent mistake No. 6: Not properly installing the car seat

Any new parent who’s tried knows that installing a car seat is -- or at least can seem like -- rocket science. “Once you have chosen the right seat,” Walker says, "go to your local fire station or Babies-R-Us or another chain store to make sure you have installed it correctly.” Or go to get help putting it in. "Your infant's life,” she says, “may depend on it."

New-parent mistake No. 7: Neglecting oral care

"Many new parents don’t think about their newborns teeth or oral health until it is too late," says Saul Pressner, a New York City-based dentist. Your baby is never too young for you to start encouraging good oral health habits. Pressner offers tips to help new parents know how to do that:

— Don't give your infant milk in bed once teeth have erupted. “This will increase the risk of developing cavities,” Pressner says, adding that the cavities are also known as baby bottle decay.
— Use a wet gauze to wipe down your baby’s gums, he says. And start using a tooth brush when the baby turns 1.
— It’s also important to make sure your child is getting enough fluoride. Fluoride is found naturally in water and aids in cavity prevention. Some towns have fluoridated water through the taps. "If yours doesn’t,” Says Pressner, “ask your dentist about supplements."

New-parent mistake No. 8: Ignoring your marriage

"Staying connected within the marriage when you first have a child is really important and can be overlooked," says John C. Friel, PhD. Friel is a licensed psychologist with private practices in Reno, Nev., and Minneapolis, Minn. "Any weakness in that relationship will get magnified by having a child,” he says. “And while you have to focus a lot on the new baby, you must somehow maintain a sense of being a couple." Friel is also the co-author of The 7 Worst Things (Good) Parents Do. Friel advises to avoid this common parenting mistake by "making sure that you are not zoning out when you are not with the baby."

New-parent mistake No. 9: Fighting too much (or too little) in front of your baby

"Even a 3-month old will pick up vibes," Friel says. In terms of fighting, he suggests you ask yourself “Is it scary?” or “Is it frequent?” "Look at the intensity and frequency of your fights," he says. "Snapping every now and then is a normal part of living with another person. And when people start to suppress too much, it's just as bad as going to the other extreme."

New-parent mistake No. 10: Trusting unreliable sources for parenting advice

"Many new parents go to the wrong places for parenting advice," says Walker. "This is a classic parenting mistake," she says, and she advises that you be careful about where you get your information. Walker says, "WebMD.com, the Federal Centers for Disease Control and Prevention (CDC), and the American Academy of Pediatrics are reputable and useful when making decisions about general medical care and immunizations."
[Rxlist.com]