Menyiasati Kekurangan Waktu

Memang, selama ini banyak yang mengklaim 'waktu' sebagai biang keladi tidak terselesaikannya pekerjaan. Padahal sesungguhnya ini lebih disebabkan pengelolaan waktu yang kurang efektif dan efisien. Kebanyakan orang-orang yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu adalah mereka yang hobi 'menunda pekerjaan'. Jika ada waktu luang mereka lebih senang memanfaatkannya untuk kegiatan lain seperti chatting, ngobrol, bercanda, merokok, ataupun kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Akibatnya, pekerjaan mereka selalu tertangguhkan.

Lebih parah lagi, banyak yang sengaja menyelesaikan pekerjaan justru di detik-detik terakhir waktu deadline. Memang sih, pekerjaan bisa aja selesai tapi hasilnya kurang memuaskan jika dibanding mengerjakannya sejak awal. Sederet kekurangan akan terlihat jika Anda mengerjakan pekerjaan dalam waktu yang mepet. Celakanya, akibat mengerjakan di waktu yang sempit itu, kadang pekerjaan malah tidak selesai. Nah sikap menunda itu berdampak buruk bukan? Selain membentuk pribadi yang tidak tepat waktu, terlalu sering menunda pekerjaan juga melunturkan tanggung jawab.

Jadi anda yang gemar menunda dan selalu beralasan kekurangan waktu, buruan deh enyahkan kebiasaan buruk itu. Cobalah disiplin pada diri sendiri. Biar nggak keder, coba ikuti petunjuk singkat ini:

- Buatlah peraturan tertulis untuk diri sendiri. Isinya menekankan bahwa Anda akan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan tidak akan melakukan kegiatan lain selama pekerjaan belum selesai. Tempelkan peraturan tertulis ini di komputer, meja kerja ataupun di gagang telepon. Kalau perlu ciptakan sanksi atau hukuman bagi diri sendiri jika Anda tidak mampu menyelesaikan pekerjaan. Ini bisa menjadi semacam dorongan untuk menuntaskan kewajiban dan mencapai target Anda.

- Setiap menghadapi hari baru, saat Anda terbangun dari tidur rencanakan aktivitas apa yang akan Anda kerjakan hari itu. Kemudian buatkan jatah waktu untuk setiap aktivitas. Usahakan selesaikan semua rencana Anda tepat seperti yang Anda jadwalkan.

- Buatlah skala prioritas. Anda harus mengetahui mana pekerjaan yang harus didahulukan. Kemudian kerjakan segera pekerjaan yang menjadi prioritas utama. Kemudian menyusul ke pekerjaan berikutnya.

- Manfaatkan waktu luang untuk menyicil pekerjaan. Menyicil pekerjaan merupakan solusi mujarab untuk menyelesaikan pekerjaan pas waktu. Lagipula menyicil pekerjaan di waktu yang luang tidak membuat Anda terburu-buru dan stres dikejar deadline.

- Pertahankan semangat Anda. Setiap kali Anda mengerjakan tugas, Anda harus menyertainya dengan semangat. Pertahankan semangat Anda agar tidak 'down' saat tengah berkutat dengan pekerjaan. Jika Anda mulai merasa suntuk, putarlah musik vaforit di komputer Anda. Musik diyakini dapat menggugah semangat di kala Anda lelah.

- Bersikaplah tegas terhadap segala sesuatu yang dapat menginterupsi pekerjaan Anda. Misalnya putuskan telepon yang isinya cuma obrolan tak penting, jangan kunjungi chat room, matikan ponsel Anda, dan tolaklah rekan yang ingin sekedar ngobrol.

- Jika tiba-tiba Anda memiliki ide di luar rencana, catatlah ide Anda. Kalau pekerjaan sudah beres, keluarkan berkas-berkas yang diperlukan untuk mewujudkan ide Anda tadi.

Dengan demikian, Anda akan menjadi pribadi yang lebih disiplin dalam menghadapi putaran waktu. Pekerjaan beres, Anda pun tidak akan stres. Tetapi tentu saja bukan berarti Anda harus bersikap ekstrim terhadap diri sendiri. Saat semua tugas telah tuntas, Anda pun bisa memuaskan diri dengan melakukan aktivitas kesenangan Anda, di luar pekerjaan. Good luck...!

Astaga.com 2004

Indahnya Berbagi ;-) [II]

Ada banyak hal yang berubah pada saya jika dibandingkan sebelum dan sesudah bekeluarga. Dulu saya paling malas ngomong, komentar dll. Kalau tidak perlu banget bicara saya tidak akan bicara. Kalau saya selesai menyelesaikan tugas asistensi pas kuliah atau harus sharing kepada teman-teman dan adik-adik kelas, saya pasti merasa lelah. Hihihi lebaay...tapi emang bener. Lelah badan, lelah mulut, rasanya gak pengen buka mulut lagi. Jadi kalaupun bekerja saya biasa dibelakang layar dan pengennya nantinya setelah selesai kuliah saya juga bekerja di belakang layar saja :)
Setelah menikah, mulai berpikir, masa diem-dieman sama suami :D Walau suami sih sudah tahu ya sifat saya yang males ngomong :D. Kadang jika males ngomong, saya menulis aja apa yang saya rasakan terus dibaca suami hahahaha...Tapi tapi..nanti kalau sudah punya anak, siapa yang ngajarin anaknya kalau saya tidak banyak bicara. Yang ada malah anaknya telat bicara karena saya yang momong males ngomong.
Beruntung si mbak yang ngasuh anak pertama saya banyak bicara, jadi anak saya juga banyak bicara. Yang jelas banyak bicara anak saya tidak menurun dari saya.
Kadang saya sampai pusing denger dia bicara dan bertanya ini dan itu. Tapi senang juga karena menandakan dia aware dan mau belajar. Awal-awal sih capek juga ya ngomong mulu kalau lagi momong, tapi demi anak saya, saya paksakan untuk bicara banyak :). Lama-lama jadi terbiasa. Dan sekarang ketika harus momong anak kedua saya tanpa si mbak dan menjawab pertanyaan si kakak, saya tidak terlalu kewalahan lagi. Terkadang jika ada kesempatan untuk diam, saya memang lebih senang diam.
Pada dasarnya saya senang berbagi, sharing tentang pengalaman saya, sharing tentang apa yang saya baca dan lain-lain. Karena saya berpikir mungkin ada gunanya buat yang lain. Kalaupun teori yang saya baca tidak bisa saya terapkan pada diri saya, dengan berbagi mungkin bisa bermanfaat bagi orang lain :)
Yuuuk mari berbagi kebaikan pada sesama :)