Berkunjung ke TB-TK Dunia Anak

Hari ini aku libur karena di kantor ada pemadaman listrik. Hari senin kemana ya? Ah ke Dunia Anak aja. Mau lihat-lihat calon sekolah Dede. Maunya tahun depan aku masukin dia ke play group. Biar bisa bergaul ama temen-temen seusianya. Sekarang dia sangat susah disuruh keluar rumah untuk bermain. Maunya baca dan main komputer. Dulu sebelum kenal sama buku dan komputer dia masih mau keluar tiap pagi dan sore main sama anak seusianya maupun yang lebih tua. Ya main segala macam di depan rumah. Kebetulan jalan di depan rumah agak sepi. Mulai dari main bola sampe main boneka binatang.

Sekarang.. ya ampuuunn sampai dipaksa pun dia tidak mau keluar rumah. Takutnya sih dia tidak gaul sama anak sebayanya. Makanya mau buruan aku sekolahin.

Sejak 2 bulan yang lalu, dia sangat semangat sekolah. Tiap hari mau sekolah, bawa tas Mickey dan bawa banyak buku yang dia punya.

Nah... kejadian tadi pagi adalah.....

Pagi semangat jalan menuju sekolah. Jalan kaki dengan penuh semangat juang. Sampai di depan sekolah bertemu dengan pak Satpam yang ramah dan diantar ke petugasnya. Hemmm Dede udah mulai keder tuh. Minta dipegang erat-erat, padahal tadinya udah jalan dengan gagah berani tuh. Eh sampai di depan bu guru, dia malah minta pangku dan gendong. Apalagi saat denger anak-anak bernyanyi dengan keras. Kebetulan hari ini yang masuk sekolah adalah anak play group B [usia 3 tahun ke atas]. Jadi suaranya keras dan orangnya udah lebih besar daripada Dede.

Dijelasin prosedur dan bla-bla-blanya Dede udah gelisah tidak betah. Dan pas mau diajak jalan-jalan keliling sekolah sama bu guru, dia malah minta pulang!!

"Dede gak mau sekolah!"

"Dede mau pulang aja!"

Daripada menangis dan ngamuk di sekolah dan bikin keributan, akhirnya aku pulang saja dan tidak jadi jalan-jalan keliling sekolah. Ibu gurunya sih bilang bahwa aku bisa datang sewaktu-waktu untuk free trial. Aku bilang lihat situasi dan cuti saya. Lagian melihat gelagat Dede yang udah antipati begitu, mungkin butuh waktu untuk membujuknya mau sekolah.

Sampai di rumah dia masih bilang bahwa dia tidak mau sekolah, hahaha... Dasar anak-anak.....

Kalo pelajarannya sih kayaknya dia kuasai semua. Di rumah diajarin Bapaknya. Menyanyi. menari [ambradul], membaca, berhitung, dan komputer. Tinggal belajar sosialisasi aja nih...

Semoga saja tidak butuh waktu lama untuk membujuknya mau sekolah.

Susahnya Mau Masuk SD

Tidak terasa ya Dede sudah lulus TK. Sudah saatnya melanjutkan ke SD.
Dari 17 siswa TK Dunia Anak, tempat dede sekolah, hanya beberapa orang yang melanjutkan ke SD Negeri, sisanya memilih ke swasta.

Alasan memilih swasta sih karena macem-macem. Ada yang karena lebih baik metoda belajarnya, ada yang menawarkan full day school, ada juga yang karena kakaknya sudah terlebih dulu sekolah di sekolah swasta tersebut. Selain itu ada juga yang tidak pede dengan usia anaknya.

Peraturan penerimaan peserta didik SD adalah tanpa tes, dan berdasarkan usia. Usia 7 tahun wajib diterima sedangkan usia 6 tahun dapat diterima jika kuota terpenuhi dan membawa surat rekomendasi dari psikolog. Nah karena yakin anaknya tidak diterima, mereka langsung mendaftarkan anaknya ke swasta.

Kalau kami ingin menyekolahkan Dede di SDN dekat rumah dengan alasan mudah antar jemput sehingga tidak tergantung dengan angkutan antar jemput maupun PRT. Saya atau bapaknya bisa mengantar sendiri dan jika sudah kelas  2 SD dan seterusnya bisa berangkat sendiri :). Hanya 5 menit dari rumah.

Tetapi yang membuat kami deg degan adalah, kebetulan sekolah tsb termasuk sekolah favorit sehingga pendaftaranya banyak sedangkan pagu yang disediakan hanya 80 orang. Dengan berbekal syarat pendaftaran dan rekomendasi dari psikolog serta doa tentunya, kami mendaftar pada Jumat, 29 Juni 2012. Wow...pendaftaranya mencapai 150an orang lebih mungkin ya. Tambah deg-degan aja. Apalagi melihat postur tubuh anak-anak itu...besar-besar banget dibandingkan Dede. Yaaah hanya bisa berharap saja.

Pengumuman dapat dilihat di internet dan pengumuman final adalah hari Senin 2 Juli 2012, pk 12.00. Sejak hari jumat itu, website ppdb surabaya selalu on. Direfresh setiap saat melihat pendaftar yang masuk. Makin takut aja karena usia pendaftar kebanyakan kelahiran 2005, sedangkan dede 2006. Apalagi nama Dede belum muncul muncul hingga malam hari, takut jika syarat kurang terpenuhi.

Malam harinya akhirnya namanya muncul pada nomor 50an dan ada harapan karena sekolah menambah pagu menjadi 120 orang. Daan semakin malam hingga keesokan harinya bikin tambah lemes aja, karena no urut Dede semakin besar, tergeser oleh anak-anak kelahiran lebih awal. 55, 57, 70, dan berhenti di 80.

Mulai panik dan mulai menentukan sekolah cadangan. Sebenarnya ada banyak sekolah yang dekat, tetapi yang bisa ditempuh dengan jalan kaki hanya sekolah Menanggal 601 :). Tapi jika tidak diterima mau gimana lagi, terpaksa mencari yang lain kan.

Akhirnya ditentukan akan disekolahkan di bekas sekolah Bapaknya :D. Yang penting nanti kan ada orang tua yang mengajar di rumah. Bapaknya mulai becanda untuk memecahkan ketegangan.
"Meskipun sekolahnya jelek gitu dan terkesan kumuh karena deket sama pasar pagi, tapi Bapak lulusan sana loh, ranking terus, bisa lulus ITS dan ITB dan sekarang jadi dosen hehehe"

Tanggal 1 Juli, tidak ada aktivitas di website karena mungkin petugasnya libur. Tanggal 2 mulai bertambah ketegangan walau dalam doa selalu mohon keikhlasan dan diberikan yang terbaik. Nama dede mulai tergeser terus hingga jam 4 sore berhenti di no 90. Tiap 15 menit sms-an sama orang tua temennya Dede yang juga umurnya tidak jauh berbeda dengan Dede.

Menunggu hingga jam 12 malam rasanya penantian yang panjang. Seperti ketika saya menunggu pengumuman UMPTN dulu :D. Daan tepat jam 12 malam, posisi tidak berubah. Dede tetap no 90.
Raguu...kok gak berubah ya?
Jam 1 cek lagi...masih tetap.
Terbangun jam 3, ambil BB, cek lagi, tetap.
Duuuuh
Jam 4.30 disms ibunya temen Dede dan bilang kok tetap ya?
Yaah daripada bingung, jam 8 teng udah ada di sekolah untuk liat pengumuman langsung dan sekalian daftar ulang atau kemungkinan terburuk langsung tancap gas cari sekolah lain.

Lama menunggu..yaaah print out belum datang dari pusat. Grrrrr.....
Jam 10 petugas membawa print out, dan diterimaaaa. Data sama persis dengan yang ada di website.
Langsung daftar ulang dan kembali lagi hari sabtu untuk pengumuman lebih lanjut.

Legaaa....
Hemm baru masuk SD aja udah heboh begini ya?
Tapi tidak apa-apa, inilah pengalaman sebagai orang tua. Dinikmati dan sangat sangat disyukuri

Terimakasih Tuhan, selalu memberikan yang terbaik untuk kami.
Semoga kedepannya dimudahkan dan dilancarkan jalannya.
Astungkara