Saya mau sharing tentang Kakak sewaktu kelas 6 tahun lalu karena ternyata beberapa adik kelasnya masih pada bingung ngapain aja, termasuk saya dulu ketika masuk kelas 6 banyak bertanya kepada mama-mama yang anaknya sudah melewati kelas 6 :)
Menghadapi kelas 6 banyak sekali informasi yang saya terima, bagaimana ribetnya belajar di kelas 6 untuk persiapan unas dan biaya yang dikeluarkan untuk bimbel. Jadi memang sejak kakak kelas 5 saya mulai menyisihkan uang untuk persiapan kelas 6.
Bimbel atau Bimbingan Belajas, dimana dan mengapa?
Ada yang bilang bimbel itu buat gaya-gayaan, SD kan belum perlu, apalagi mahal-mahal.
Iyaa dulu saya juga berpikir demikian, saya kerja di rumah, saya bisa ngajarin kalau tingkat SD, bapaknya juga dosen dan bisa ngajarin di rumah, intinya bisa berbagi tugas dengan saya.
Tapi kami juga tidak mau menutup mata bahwa jaman dulu berbeda dengan sekarang. Ada tes TPA yang belum pernah kami ketahui seperti apa untuk tingkat SD, ada persaingan tips trik menjawab soal yang tentu tidak bisa kami berikan dan yang terpenting membuat mental anak lebih pede karena sama dengan teman-temannya.
Beruntung di tempat kami ada bimbel cabang baru yang akan dibuka dan mengadakan try out ke sekolah sekolah terdekat dengan iming-iming hadiah diskon harga bimbel. Dan beruntung bagi si Kakak bisa meraih peringkat pertama sehingga memperoleh diskon 50%. Meskipun lebih jauh dari rumah dibandingkan bimbel yang kami rencakan pada awalnya (dan lebih murah) tapi kami mengambil bimbel tersebut dengan pertimbangan reputasi, pengalaman dan staf pengajarnya.
Dengan mengikuti bimbel saya perlu menyesuaikan dengan jadwal keluarga, kapan waktu antar jemput, waktu makan yang sedikit berubah dan menyesuaikan dengan waktu menemani adiknya belajar.
Persiapan selanjutnya adalah keuangan. Bimbel itu memang tidak murah. Meskipun kakak dapet diskon 30% tetaplah tidak murah bagi kami sehingga kami memang sudah menabung sebelumnya setelah memperoleh info biaya bimbel dari kakak-kakak kelasnya.
Untuk anaknya sendiri, fisik dan mental harus kuat. Karena selain memang belajar banyak di sekolah, dia juga kemungkinan stress karena bosan atau dikejar deadline tugas sedangkan waktu terbatas. Dukungan orang tua sangat dibutuhkan.
Jadwal belajar di sekolah dan di rumahpun berubah. Pelajaran di sekolah seperti dikebut supaya bisa selesai semua materi di semester satu dan di semester dua tinggal pemantapan soal-soal untuk UN saja. Tugas dan PR menjadi menu sehari-hari sepulang sekolah dan bimbel. Ya tujuannya memang supaya anak mau belajar sampai di rumah, setidaknya sedikit membaca untuk menjawa PR tersebut. Bersyukur kakak cukup tabah mengerjakan setiap tugas dan memaksakan diri untuk pelajaran yang tidak dia sukai demi UN dan masuk SMP yang dia cita-citakan.
Sekian dulu cerita tentang persiapan kelas 6 dan sekilas tentang tambahan pelajaran. Nanti kita lanjut dengan ujian-ujian yang dihadapi anak kelas 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar