Pentingnya Dana Darurat Pada Masa Ketidakpastian Pandemi Covid-19

Saya mengenal istilah dana darurat ketika belajar tentang keuangan keluarga dari buku yang saya beli di awal menikah, sudah lama sekali. Saya lupa pengertian text booknya, yang saya ingat adalah menyiapkan dana darurat jadi salah satu hal penting dalam pos keuangan karena digunakan dalam keadaan-keadaan genting untuk membayar di awal atau istilahnya dapat dijadikan bumper.

Mengapa waktu itu saya merasa dana darurat itu penting?
Saya sadar pekerjaan saya di swasta dan peran utama saya sebagai Ibu membuat saya sewaktu-waktu bisa berhenti bekerja. Bekerja di perusahaan swasta dengan persaingan ketat tidak menjamin saya masih dibutuhkan hingga masa pensiun saya. Ditambah lagi ketika saya melahirkan anak pertama, orientasi saya ke karir agak menurun dan lebih memikirkan pengasuhan anak saya. Bersyukur saya bekerja di perusahaan Farmasi yang cukup besar sehingga kemungkinan PHK kecil dan dari gaji saya paksakan untuk menyisihkan dana darurat setiap awal bulan.

Saya semakin semangat menyediakan dana darurat saat berencana resign dan berbisnis online dari rumah. Bersyukur atas karuniaNYA bisnis berjalan dengan baik. Saya menghitung dana darurat untuk 6 bulan kebutuhan keluarga. Asumsinya jika bisnis saya berjalan kurang baik, saya punya waktu 6 bulan untuk mencari pekerjaan baru.

Dana darurat saya bedakan dengan tabungan biasa. Saya berusaha tidak melirik dana darurat kecuali memang benar-benar darurat, membutuhkan dana diluar kebutuhan biasanya. Sedangkan tabungan bisa saya ambil sewaktu-waktu untuk menambah dana kebutuhan keluarga diluar dugaan seperti menjamu tamu, acara dadakan sekolah yang memerlukan dana tidak terlalu besar.

Selain untuk kebutuhan keluarga, dana darurat juga bisa untuk membantu pengobatan orang tua, biaya tambahan/dadakan sekolah, dll yang tidak dibudgetkan tapi merupakan kebutuhan (bukan keinginan). Suatu saat orang tua membutuhkan dana agak besar, saya bisa menggunakan dana darurat tersebut sehingga tidak kebingungan mencari pinjaman.

Saat-saat seperti sekarang, di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, semakin terasa manfaat dana darurat tersebut untuk saya dengan penghasilan tidak tetap. Penjualan lesu, perekonomian menurun. Meskipun tidak berlimpah tapi setidaknya bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan kewajiban-kewajiban kami sekeluarga. Padahal kalau diingat-ingat sempat tergoda untuk membeli sesuatu keinginan akhir tahun lalu tapi akhirnya batal karena merasa belum perlu :)

Kadang saya juga diledekin keluarga dan teman-teman karena dibilang terlalu hemat dan tidak menikmati hidup :). Ya memang biasanya saya menyisihkan dana darurat setelah gajian, jadi sisanya digunakan untuk kebutuhan hidup. Tapi kalau kita sudah punya tujuan keuangan, ledekan mereka biasanya saya balas dengan becandaan aja. Yang tahu keuangan kita kan kita sendiri dan kita bertanggung jawab untuk hidup kita :)

Semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu, semuanya sehat-sehat dan bisa kembali normal bersekolah, bekerja serta ekonomi membaik 🙏🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar