Kecanduan Gadget pada Anak dan Remaja (2)


Pada certa Kecanduan Gadget pada Anak dan Remaja (I), saya berbagi tentang kondisi pada umumnya dan kondisi anak saya serta solusi yang kami komunikasikan bersama untuk mengurangi ketergantungan pada benda mungil persegi panjang tersebut.

Kali ini saya berbagi tentang teman anak saya, tanpa bermaksud untuk menjelekkan namun semata-mata untuk bisa jadi pelajarang warning untuk kita semua bahwa dampak gadget sedemikian tidak bisa saya bayangkan sebelumnya.

Seperti biasa, anak-anak saya bercerita tentang pengalamannya di sekolah, susah senang tentang dirinya sendiri dilanjutkan dengan cerita teman atau guru jika ada yang menarik atau diluar kebiasaan. Suatu hari dia bercerita bahwa ada beberapa anak yang nekat membawa HP ke sekolah padahal sudah dilarang dan ditemukan guru sehingga disita. Biasanya alasan mereka karena ada kerja kelompok sehingga memudahkan untuk dijemput orang tua. Naah ada satu anak yang murung, gelisah dan tidak memperhatikan pelajaran sepanjang hari sejak HP disita sehingga ditegur guru, ditemukan kertas coretan yang entah apa isinya dan selanjutnya si anak di bawa ke ruang BK untuk mendapat nasehat. Anak-anak lain yang juga HPnya disita tidak menunjukkan gejala ini.
Masih tentang anak tersebut, lanjut cerita anak saya, dia baru tahu kalau si anak ini sering keluar kelas pada saat les, duduk di ruang tunggu dan bermain HP. Mungkin ijin ke toilet tapi lama tidak kembali ke kelas. Kadang cara dia menjawab becandaan anak-anak di wa grup juga lebih agresif dan mudah tersinggung.
Dari cerita anak saya ini, saya akhirnya ngobrol dengan suami dan juga anak saya bahwa mungkin ini sudah masuk kategori kecanduan gadget dimana dia tidak bisa mengontrol atau berlebihan dalam pemakaiannya sehingga menganggu jadwal keseharian, seperti kurang istirahat, tidak belajar, mudah tersinggung dan sebagainya.
Mengapa hal ini bisa terjadi dan tidak terjadi pada anak-anak lain? Yang saya tahu bahwa orang tuanya sangat sibuk, mungkin dia memang butuh teman dan semua terjawab dengan kehadiran HP. Tapi saya tidak berhak menilai dan mengira-ngira kondisi keluarga seseorang, hanya menjadikan hal tersebut pelajaran berharga buat kami.
Sama halnya dengan pengalaman saya pribadi melihat seorang anak yang tantrum ketika tidak diberikan HP oleh mamanya. Suatu hari saya menjemput si adik di sekolah dan melihat mama yang lain menjemput bersama anaknya mungkin usia 4-5 tahunan. Si anak merengek, berteriak, menangis dan bahkan terakhir berguling di pelataran sekolah karena paket internet mamanya habis sehingga dia tidak bisa menonton youtube. Harus beli saat itu juga. Satu hari saya melihat mama A membiarkannya menangis dan satu hari lainnya sempat melihat mama B segera beranjak membeli pulsa agar anaknya diam.
Saya hanya bisa bengong melihatnya dan mengingat-ingat apakah anak saya pernah seseperti itu dan rasanya tidak karena mungkin tipenya bukan agresif dan sejak awal saya katakan bahwa HP Bapak dan Ibu untuk bekerja, tidak bisa dipinjam anak-anak jika tidak penting banget. Mungkin dari situ mereka tahu bahwa HP bukan mainan.
Pernah juga saya melihat di desa, anak SD berHP ria. Ini orang tuanya pada kaya-kayakah? Karena saya sendiri berpikir berkali-kali untuk membelikan anak-anak HP karena bukan barang murah, belum manfaat banget untuk anak-anak dan nilainya cepat turun jika djual kembali tergantikan dengan HP versi terbaru (eh tidak laku malah ya karena anak2 kurang bisa merawat barang sejenis HP :D). Ternyata tidak semua kaya, tapi memaksakan diri karena tuntutan lingkungan, yang lain semua punya kasian anaknya tidak punya sendiri :(. Sedih mendengarnya.....
Sekali lagi saya tidak berani menjudge kondisi keluarga orang lain selain menjadikannya pelajaran dan mencoba browsing tentang penyebab kecanduan gadget dan cara mengatasinya.
Berikut adalah cara mengatasi kecanduan gadget yang sudah kami lakukan di rumah dan saya tambahkan dari beberapa sharing yang saya adalah
- Matikan notifikasi semua aplikasi.
- Hapus aplikasi yang menyebabkan kita mengecek HP setiap saat
- Komunikasi langsung dengan teman dan orang terdekat.
- Mematikan gadget sebelum tidur.
- Hindari penggunaan power bank sehingga ketika batere HP habis, mau tidak mau dia akan berhenti menggunakannya dan mencharge pada tempatnya
- Ganti gadget dengan buku.
- Menonaktifkan internet sementara waktu.
- Gunakan satu media sosial saja.
- Jika bepergian, HP disimpan di tas sehingga tidak setiap saat melihat HP
- Lakukan kegiatan lain bersama keluarga saat weekend seperti berolahraga atau menonton film bersama di rumah
- dan mungkin masih ada solusi lainnya yang bisa dilakukan bersama dan dikomunikasikan.

Kita sebagai orangtua  tentu menginginkan pertumbuhan  dan  perkembangan  anak-anak yang  normal dari segi fisik, emosi dan sosial serta pendidikan akademis dan spiritualnya. Namun tidak  jarang  terjadi gangguan perkembangan pada anak karena faktor dari dalam maupun dari luar lingkungan. Sebagai orang tua yang tidak ada sekolahnya, mengalami masa anak dan remaja yang sama sekali berbeda dengan zaman anak-anak sekarang, mau tidak mau harus selalu belajar sehingga masalah dapat diselesaikan dengan baik dan anak-anak dapat tumbuh dengan baik serta tercapai cita-citanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar