Pada certa Kecanduan Gadget pada Anak dan
Remaja (I), saya berbagi tentang kondisi pada umumnya dan kondisi anak saya
serta solusi yang kami komunikasikan bersama untuk mengurangi ketergantungan
pada benda mungil persegi panjang tersebut.
Kali ini saya berbagi tentang teman anak
saya, tanpa bermaksud untuk menjelekkan namun semata-mata untuk bisa jadi
pelajarang warning untuk kita semua bahwa dampak gadget sedemikian tidak bisa
saya bayangkan sebelumnya.
Seperti biasa, anak-anak saya bercerita
tentang pengalamannya di sekolah, susah senang tentang dirinya sendiri
dilanjutkan dengan cerita teman atau guru jika ada yang menarik atau diluar
kebiasaan. Suatu hari dia bercerita bahwa ada beberapa anak yang nekat membawa
HP ke sekolah padahal sudah dilarang dan ditemukan guru sehingga disita. Biasanya
alasan mereka karena ada kerja kelompok sehingga memudahkan untuk dijemput
orang tua. Naah ada satu anak yang murung, gelisah dan tidak memperhatikan
pelajaran sepanjang hari sejak HP disita sehingga ditegur guru, ditemukan
kertas coretan yang entah apa isinya dan selanjutnya si anak di bawa ke ruang
BK untuk mendapat nasehat. Anak-anak lain yang juga HPnya disita tidak
menunjukkan gejala ini.
Masih tentang anak tersebut, lanjut cerita
anak saya, dia baru tahu kalau si anak ini sering keluar kelas pada saat les,
duduk di ruang tunggu dan bermain HP. Mungkin ijin ke toilet tapi lama tidak
kembali ke kelas. Kadang cara dia menjawab becandaan anak-anak di wa grup juga
lebih agresif dan mudah tersinggung.
Dari cerita anak saya ini, saya akhirnya
ngobrol dengan suami dan juga anak saya bahwa mungkin ini sudah masuk kategori
kecanduan gadget dimana dia tidak bisa mengontrol atau berlebihan dalam
pemakaiannya sehingga menganggu jadwal keseharian, seperti kurang istirahat,
tidak belajar, mudah tersinggung dan sebagainya.
Mengapa hal ini bisa terjadi dan tidak terjadi
pada anak-anak lain? Yang saya tahu bahwa orang tuanya sangat sibuk, mungkin
dia memang butuh teman dan semua terjawab dengan kehadiran HP. Tapi saya tidak
berhak menilai dan mengira-ngira kondisi keluarga seseorang, hanya menjadikan
hal tersebut pelajaran berharga buat kami.
Sama halnya dengan pengalaman saya pribadi
melihat seorang anak yang tantrum ketika tidak diberikan HP oleh mamanya. Suatu
hari saya menjemput si adik di sekolah dan melihat mama yang lain menjemput
bersama anaknya mungkin usia 4-5 tahunan. Si anak merengek, berteriak, menangis
dan bahkan terakhir berguling di pelataran sekolah karena paket internet
mamanya habis sehingga dia tidak bisa menonton youtube. Harus beli saat itu
juga. Satu hari saya melihat mama A membiarkannya menangis dan satu hari
lainnya sempat melihat mama B segera beranjak membeli pulsa agar anaknya diam.
Saya hanya bisa bengong melihatnya dan
mengingat-ingat apakah anak saya pernah seseperti itu dan rasanya tidak karena
mungkin tipenya bukan agresif dan sejak awal saya katakan bahwa HP Bapak dan
Ibu untuk bekerja, tidak bisa dipinjam anak-anak jika tidak penting banget.
Mungkin dari situ mereka tahu bahwa HP bukan mainan.
Pernah juga saya melihat di desa, anak SD
berHP ria. Ini orang tuanya pada kaya-kayakah? Karena saya sendiri berpikir
berkali-kali untuk membelikan anak-anak HP karena bukan barang murah, belum
manfaat banget untuk anak-anak dan nilainya cepat turun jika djual kembali
tergantikan dengan HP versi terbaru (eh tidak laku malah ya karena anak2 kurang
bisa merawat barang sejenis HP :D). Ternyata tidak semua kaya, tapi memaksakan
diri karena tuntutan lingkungan, yang lain semua punya kasian anaknya tidak
punya sendiri :(. Sedih mendengarnya.....
Sekali lagi saya tidak berani menjudge
kondisi keluarga orang lain selain menjadikannya pelajaran dan mencoba browsing
tentang penyebab kecanduan gadget dan cara mengatasinya.
Berikut adalah cara mengatasi kecanduan
gadget yang sudah kami lakukan di rumah dan saya tambahkan dari beberapa
sharing yang saya adalah
- Matikan notifikasi semua aplikasi.
- Hapus aplikasi yang menyebabkan kita
mengecek HP setiap saat
- Komunikasi langsung dengan teman dan
orang terdekat.
- Mematikan gadget sebelum tidur.
- Hindari penggunaan power bank sehingga
ketika batere HP habis, mau tidak mau dia akan berhenti menggunakannya dan
mencharge pada tempatnya
- Ganti gadget dengan buku.
- Menonaktifkan internet sementara waktu.
- Gunakan satu media sosial saja.
- Jika bepergian, HP disimpan di tas
sehingga tidak setiap saat melihat HP
- Lakukan kegiatan lain bersama keluarga
saat weekend seperti berolahraga atau menonton film bersama di rumah
- dan mungkin masih ada solusi lainnya
yang bisa dilakukan bersama dan dikomunikasikan.
Kita sebagai orangtua tentu menginginkan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak yang normal dari segi fisik, emosi dan sosial
serta pendidikan akademis dan spiritualnya. Namun tidak jarang
terjadi gangguan perkembangan pada anak karena faktor dari dalam maupun
dari luar lingkungan. Sebagai orang tua yang tidak ada sekolahnya, mengalami
masa anak dan remaja yang sama sekali berbeda dengan zaman anak-anak sekarang, mau
tidak mau harus selalu belajar sehingga masalah dapat diselesaikan dengan baik
dan anak-anak dapat tumbuh dengan baik serta tercapai cita-citanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar