Menyapih dengan Cinta

Tiba saatnya aku melakukan yang namanya menyapih. Ternyata tidak semudah bayangan hehe. Mungkin karena dia sudah terlalu besar sehingga agak susah prosesnya. Anakku sangan doyan dengan ASI. Meskipun aku bekerja, aku memberikannya ASI tanpa formula sampai umur setahun. Bukan apa-apa, karena dia sama sekali tidak mau dengan yang namanya susu formula. Sebelum 6 bulan jika diberi susu formula jenis apapun, dia akan memuntahkannya tidak berselang 1 jam kemudian. Tetapi kalau ASI, minum sebanyak apapun, aman-aman saja. Jadilah aku bertekad memberikannya ASI saja dengan cara memompanya di kantor. Pengennya, usia 6 bulan ke atas aku mau kasih dia MPASI, ASI dan susu formula dan kegiatan memompa akan aku akhiri. Tetapi lagi-lagi susu formula ditolaknya. Botol yang berisi susu formula pasti dibuangnya sedangkan botol yang berisi ASI hasil pompa akan dihabiskannya bahkan minta lagi. Berhubung susu formula tidak ada yang masuk, daripada siangnya tidak minum susu sama sekali, jadilah aku melanjutkan kegiatan pompa memompa hingga satu tahun sambil sedikit demi sedikit aku perkenalkan dengan susu formula. Berbagai merek aku beli, coba seminggu, ditolak, aku coba lagi yang lain. Dari yang paling mahal sampai paling murah. Hehe ternyata dia pengertian sama kantong bapak-ibunya. Sekali diberikan susu merek X dengan harga “standard” eh dia langsung doyan, hehe. Akhirnya ada juga yang dia doyan walaupun tetap memilih ASI.
Setahun lewat sebulan aku berhenti pompa. Jadi siang dia mimik susu formula dan MPASI sedangkan malam masih ASI. Habis aku juga keenakan kasih ASI. Sama sekali tidak repot. Bisa menyusui sambil merem :). Gak perlu sedia botol, termos dan air panas, dan tidak perlu khawatir tentang sterilitas karena ASIkan ada di dalam tubuh, lebih bersih daripada botol kali....
Sesuai anjuran kesehatan, aku pengen menyusui hingga anakku berusia 2 tahun. Dan pas 2 tahun aku bermaksud menyapihnya. Ternyata susah banget. Aku tidak tega melihatnya menangis sediiiiihhhh banget. Hanya 3 hari.....aku tidak sanggup lagi mencoba menyapihnya....!! Aku berikan lagi dia ASI, tapi agak jarang aja. Makin jarang dan makin jarang hingga akhirnya sekarang dia berusia 2,5tahun.
Sepertinya dia mulai mengerti banget jika diajak berkomunikasi.
Proses penyapihan akan dimulai
HARI I [selasa]
Aku ajak dia bicara baik-baik bahwa dia sudah besar dan sudah pintar serta mau sekolah. Sudah sepantasnya anak yang seperti itu tidak menyusu lagi sama ibunya. Kalau minum susu, pakai gelas aja. Dia menyebut susu sapi dengan Susu Mooo [suara sapi :)].
Awalnya dia bilang iya dan sepanjang hari dia tidak minta ASI. Tapi..ketika tidur....dia mulai merengek dan bahkan menangis menjadi-jadi minta ASI. Aku harus tega dulu nih untuk melihat sampai dimana pengertian akan janjinya untuk tidak mimik ASI lagi. Aku ingetin terus bahwa dia anak pintar dan sudah berjanji tidak mimik Ibu lagi. Eh ternyata dia mengerti dan berhenti menangis sambil minum susu Moo.
Kemudian dia bermain hingga capek banget dan minta gendong saat tidur.
Tengah malam dia bangun minta ASI. Aku pikir penyapihan yang drastis akan membuatnya depresi. Jadi untuk malam hari saat dia tidak sadar [biasanya dia minta ASI tapi matanya merem] aku masih memberikannya. Jika dalam keadaan sadar dia sudah bisa mengendalikan diri, maka proses akan aku lanjutkan saat dia tidak sadar.
HARI II [rabu]
Pulang kerja dia langsung menyuruhku mandi dan setelah aku mandi, dia sudah menungguku untukkkkk : MIMIK!!!
Sepertinya dia sudah tidak tahan..kasihan juga... tapi aku harus konsisten. Aku ingetin lagi tentang janjinya kemarin. Akhirnya dia mengerti juga. Tapi ya ampuuunnnn...... gak mau tidur. Aku mengerti bahwa sangat sulit menghilangkan kebiasaan yang nyaris sebagai ketergantungan itu. Jadi aku harus sabar menemaninya bermain hingga dia capek. Jam berapakah dia bari bisa tidur? Jam 11 malam! Hasilnya aku yang ngantuk di kantor,, hehe.....
HARI III [kamis]
Pulang kerja dia langsung menyuruhku mandi dan menungguku untuk..... bermain [tidak mimik lagiiii].....
Aku langsung nimbrung bermain dengannya. Dia mulai berceloteh bahwa dia sudah besar, mau sekolah, anak pintar, tidak mimik ibu, mimiknya susu mooo.....
Tidurnya rada cepet, pk 21.30. Minta dipeluk doang. Tengah malam kebangun lagi, aku coba tidak memberikannya ASI. Aku sedia air putih dan susu. Dia menangis. mungkin marah karena haus dan mengantuk. Akhirnya setelah dia sadar [terpaksa dibangunkan] dia minta air dan susu moo. Pk. 04.00 dia kebangun lagi minta mimik tapi setelah sadar,, upsss.. dia minta bangun dan main game! Untuk urusan main game...bapaknya aja yang handle :)
HARI IV [jumat]
Pulang kerja dia menyuruhku mandi dan menungguku untuk bermain. Pk 21.00 terlihat seperti mengantuk dan minta dibacakan cerita. Habis 6 cerita pendek dia udah tidak bersuara lagi...zzzz....zzzz...zzzzz.....bobo!
Malam kebangun 2 kali dan tidak minta ASI lagi cuman minta peluk aja.
HARI V [sabtu]
Dede makin pengertian aja. kalo dia mau bobo dia akan bilang :
Dede gak mimik ibu, mimik susu moo aja. Dede udah besar, mau sekolah, pake tas miki
Hemm, gemes mendengarnya.
HARI VI [minggu]
Wah belum pernah tuh tidur siang tanpa mimik ASI sebelumnya. Agak alot juga. tapi akhirnya diingetin lagi dan berhasil. Demikian juga malamnya.

Sampai disini aku anggap proses penyapihan berjalan dengan baik tanpa dia merasa aku tinggalkan atau tidak disayangi karena tidak memberinya ASI. Dia masih selalu mencari aku dan maunya tidur sama aku. Mungkin ini yang dibilang menyapih dengan cinta :)

1 komentar:

  1. saya juga lagi terbingung2 nih mba untuk nyapih Rara (16 montha) nantinya. nanti saya coba juga deh trik2 nya.
    salam kenal ya mba.

    BalasHapus