Tampilkan postingan dengan label Cerita Dede. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Dede. Tampilkan semua postingan

Belajar dan Berusaha

 

Belajar dan Berusaha adalah dua kata yg saling berkaitan. Belajar adalah makna untuk memberikan segala keterkaitan dalam hidup. Sampai manusia itu mati pun, kita harus tetap belajar. Sampai tidak mau pun, ternyata ada ujian yg membuat kita belajar dengan sendirinya.

Berusaha adalah upaya yang diperbuat manusia untuk menyenangkan hidupnya dan memberikan kesejahteraan bagi kebaikan hidup. Dan sesungguhnya berusaha itu pun sama seperti belajar. Ada waktu kita tdk berusaha. tetapi Tuhan memberikan kita ujian melalui apapun yang kita punya dalam hidup. Dan kita harus mau berusaha untuk menyelesaikan setiap masalah yg datang.

Dua kata itu seharusnya dijadikan sebuah motivasi yang baik bagi kita, untuk saling menghargai setiap manusia yang ada di dunia ini, dan jangan dilihat dari cara dia belajar dan berusaha tetapi lihatlah dari cara ia bersikap baik terhadap sesama karena kita pasti akan kembali kepadaNya. Maka Berbuat Baiklah dengan Cara Belajar Dan Berusaha.


Curhat ke Orang Tua atau ke Guru BK?

Di SMP ada pelajaran BK (Bimbingan Konseling), jaman saya dulu namanya BP (Bimbingan Penyuluhan). Dan kalau jaman dulu, anak yang dipanggil ke ruang BP biasanya ada masalah alias nakal. Sedikit cerita nih...suatu hari saya dipanggil ke ruang BP. Apa salah saya? Sebagai informasi, saya termasuk anak yang taat aturan, tidak pernah telat, tugas done, nilai baik. Setiba di ruang BP bertemu dengan 2 orang teman dari kelas lain yang saya tahu mereka juga anak yang taat aturan. Sebelum guru BP datang kami menduga-duga, masalah apa yang sudah kami buat?

Akhirnya pak guru BP datang dan menjelaskan bahwa ada banyak laporan terhadap satu guru yang dianggap tidak bisa mengajar, lalu minta pendapat kami, apakah itu benar, karena nilai kami terbilang cukup baik walaupun ga bagus-bagus amat wkwk. Jadi kami tidak bermasalah gaes, hanya urun pendapat sajaaah.

Oke lanjut ke perbincangan saya dengan anak saya ya. Ketika kelas 7 dan 8, guru BK memang ga selalu mengisi kelas, hanya jika ada sesuatu yang ingin disampaikan atau dibahas aja. Nah pas kelas 9 ini hadir tiap minggu meskipun secara online untuk menggali potensi anak-anak, mengenalkan beberapa pekerjaan dan mengarahkan minat.

Karena guru BK selalu kasih cerita dan tugas akhirnya dia nanya saya.
Kakak : Bu, kalau ada masalah, kita curhat ke ortu atau guru BK?
Saya : ke orang yang nyaman, mengenal dirimu, memberikan semangat, mengeluarkan yang terbaik dalam dirimu.
Kakak : ya ke orang tua kayak biasanya. Ke guru kan sungkan. Tapi ngapain ada guru BK kalau sudah curhat ke orang tua?

Ayoo kenapa???
Sempet mikir dan curi-curi browsing juga apa peranan guru BK supaya dapat memberikan jawaban yang baik dan memuaskan kepada anak yang masuk pubertas ini. Kalau tidak puas nanti cari jawaban di tempat lain yang belum tahu juga kebenarannya.

Jawaban saya, karena :
1. tidak semua anak bisa cerita ke orang tua, apalagi yang orangtuanya di luar kota atau sibuk sekali
2. tidak semua anak nyaman cerita ke orang tua, kalau sering dikritik dan dimarahin anak males cerita ke ortu
3. ada masalah yang kadang malu/tidak berani dibicarakan dg ortu dan bisa dicarikan solusi oleh guru shg tidak terjadi perang dunia rumah tangga
4. teorinya guru BK itu memotivasi agar potensi anak berkembang, mengarahkan anak untuk bisa manajemen diri, kebiasaan, tugas, dan perilaku yang baik sehingga bisa mencapai cita-cita. Nah kadang ortu meskipun bisa menerima curhat tp ada karena sesuatu dan lain hal kurang bisa memotivasi atau mengarahkan anaknya, mereka bisa minta solusi ke guru BK
Mungkin masih banyak jawaban lainnya, tapi harapan saya orang tua adalah orang pertama yang menjadi pelarian anaknya ketika menghadapi suka dan duka karena orang tua yang paling mengenal sifat dan keseharian anaknya

Sekaligus saya kasih contoh teman-temannya tanpa bermaksud menjudge keseharian mereka. Ada yang orang tuanya beda kota, ada yang sibuk bisnis dan kerja, pulang kerja malam dan ada pula yang terlalu percaya pada anaknya karena dia merasa anaknya sudah cukup besar dan mandiri, jadi terserah anaknya.




Sharing Anak Sepulang Sekolah


Kebiasaan anak-anak sampai di rumah adalah bercerita. Kadang kalau saya sedang masak atau cuci-cuci di belakang, mereka mengekor sambil bercerita saking ga tahan pengen cerita.
Sebagai orang yang paling dekat dengan mereka sejak dalam kandungan, perubahan sedikit saja sudah terlihat. Berbohong, sedih, kecewa, gembira dan perasaan lainnya tergambar di wajahnya. Karena sudah dibiasakan bercerita sejak sekolah TK
Kakak : Ibu punya indra ke-6 ya?
Whaaat?? Kenapa?
Kakak : Tau aja kalau kakak bohong dan ngapain aja di sekolah. Trus kadang ada yang mau tak rahasiakan eh kok mulutnya malah cerita ga sadar.

Hemmm ya begitulah Ibu, ga ada sixth sense pun ada feeling so strong sama anaknya. Dan saya selalu katakan kepada anak-anak bahwa orang tua khususnya Ibu adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk bisa mendidik anak-anaknya.
Bicara masalah kebohongan, bukan hanya ke Ibu, kebohongan terhadap siapa saja, cepat atau lambat pasti akan ketahuan.

Anak-anak biasanya bercerita pengalaman selama di sekolah. Baik buruk susah senang dengan ekspresi yang akhirnya bisa saya kenali/rasakan. Siapa lagi orang pertama yang bisa membantu mereka kalau mereka tidak bercerita kepada orang tuanya?
Manfaat bercerita yang kami rasakan adalah
- orang tua mengetahui keseharian anak-anak di sekolah
- oarng tua sedikit banyak bisa mengetahui tipe teman-temannya di sekolah
- dari pengalaman dan masalah mereka kita bisa diskusi untuk mencari jalan keluar terbaik
- dari kegembiraan mereka di sekolah, orang tua juga ikut terhibur, kadang meningatkan masa-masa gembira itu ketika mereka menghadapi masalah sehingga sadar bahwa di dunia ini kita tidak selalu gembira saja dan tidak juga selalu menghadapi masalah saja
- dari pengalaman teman-temannya kami bisa memberikan contoh mana yang baik dan dicontoh, mana yang kurang baik untuk dihindari

Apakah semua mereka ceritakan kepada orang tuanya? Kami tidak bisa memastikan. Tapi kami tidak memaksa mereka untuk bercerita semuanya. Setiap orang punya privacy. Kadang mereka bercerita di kemudian hari setelah mereka siap atau bahkan setelah masalah selesai.
Sesibuk apapun orang tua, menyempatkan diri bercerita dengan anak-anak bisa membangun kedekatan dan kepercayaan serta kebersamaan penuh kasih antar anggota keluarga :)

Manfaat Mengikuti Perlombaan untuk Anak-anak

Sejak sekolah di Taman Bermain dan Taman Kanak-kanak, anak-anak saya sering mengikuti lomba di dalam dan luar sekolah. Mulai dari mewarnai, fashion show, menyanyi, senam, dan kegiatan lainnya. Di semester pertama sekolah, anak-anak saya sama sekali tidak mau ikutan lomba, mungkin karena kurang percaya diri. Tapi selanjutnya mereka excited karena mungkin sudah persiapan, diajarin sama guru-gurunya dan sering menang malah. Tapi bukan menangnya yang saya hargai dari mereka, tapi semangat dan usaha mereka :)
Yang paling lucu tuh si kakak. Dia paling anti dengan lomba fashion show. Alasannya : kakak tuh ga suka bu, jalan bolak balik sambil senyum-senyum ke orang-orang yang nonton
Hehehe kami orang tua cuman senyum-senyum aja mendengarnya dan ga pernah menyalahkan kalau ga mau lomba, hanya bertanya alasannya dan jika alasannya kurang tepat kami biasanya meluruskannya.
Namun akhirnya mau juga kaka fashion show pas kelas TKB, mungkin alasannya pengen jadi contoh buat adik-adik kelasnya :)

Ketika anak-anak mulai tumbuh besar tidak ada salahnya jika kita mengikutsertakannya dalam sebuah perlombaan. Anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar terhadap sesuatu, tetapi anak juga memiliki rasa takut akan mencoba hal yang baru. Salah satunya yaitu mengikuti ajang perlombaan. Dari perlombaan tersebut kita bisa melihat bakat si anak dan juga mengembangkan jiwa kompetitif yang positif pada diri anak. Namun sebaiknya tidak dipaksakan. Beberapa anak takut mengikuti lomba karena takut kalah, kurang percaya diri atau kurang dukungan dari orang tua. Maka lomba tersebut sebaiknya dengan persetujuan anaknya dan kita hanya memberikan motivasi dan menjelaskan manfaat dan tujuan perlombaan tersebut.

Beberapa hal yang dapat diajarkan kepada anak dari sebuah perlombaan antara lain:
- Membangun kepercayaan diri anak
- Membangun semangat mencapai tujuan perlombaan
- Mengenali kekuatan dan kelemahan
- Membangun kemandirian, karena ketika lomba mereka tidak bersama dengan orang tua di panggung atau ruangan lomba
- Membangun sifat berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengambil keputusan
- Mengenalkan arti menang dan kalah serta perilaku baik dalam menghadapi menang atau kalah tersebut
- Melatih kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru, berkomunikasi dengan orang baru (teman, panitia lomba atau guru lain).

Demikianlah anak-anak saya sudah mengalami proses pembelajaran dari kalah menang dan dari perlombaan ke perlombaan mereka semakin percaya diri, bisa evaluasi diri ketika kalah dan termotivasi untuk bisa sebaik teman-temannya yang menang.
Kalah atau menang, mereka selalu jadi juara di hati Ibunya :)

Perlukah Les Tambahan?

Les atau tambahan pelajaran di luar jam pelajaran sekolah sudah ada sejak jaman saya sekolah SMP. SD saya di desa dan ga ada istilah les, semua belajar di rumah sepulang sekolah. Nilainya pun bersaing dengan sekolah di kota pada saat itu.
Ketika SMP teman-teman saya ada yang les dan ada yang tidak. Saya dengan alasan terlalu jauh dan merasa masih bisa belajar sendiri plus alasan ekonomi, saya belajar di rumah.
Pun ketika SMA, dimana saya sekolah semakin jauh dari rumah, ketika teman-teman saya juga sibuk les tambahan, saya kembali karena alasan rumahnya jauh di desa jadi tidak mengikuti les di tahun-tahun awal. Saya terpaksa mengikuti les tambahan ketika merasa tertinggal di kelas, karena kayaknya banyak di bahas di tempat les juga. Bersyukur nilainya baik dan bisa diterima di perguruan tinggi idaman ITB walaupun pada pilihan kedua yaitu Farmasi.

Nah itu jaman duluuuu... begitu kata anak-anak zaman now :D
Jaman sekarang les dimulai dari TK ibu-ibu, bapak-bapak. Jadi ketika si kakak bilang temennya les dan waktu itu saya masih bekerja kantoran sehingga jarang ke sekolah untuk memantau lingkungan sekolah, saya hanya mengernyitkan dahi. Les apa? Ngapain aja? Berapa jam? Bayar berapa? Ga jenuh pulang sekolah langsung les untuk anak usia 5 tahun? Udah kakak ga usah les ya, kita belajar di rumah saja.
Demikian juga ketika SD, saya tidak mengikutkan kakak les hingga kelas 6. Sempet ikut les bahasa inggris tapi kemudian berhenti dengan pertimbangan, setiap pulang les saya cek hari ini diajarin apa? mana buku catatan hari ini? Lhooo kok itu lagi itu lagi. Kata kakak bahas itu lagi karena ada temen yang kemairn ga masuk, ada temen yang belum ngerti dan alasan lain. Rugi kan tiap dateng bahas yang sama padahal kakak udah ngerti?

Sewaktu kelas 6, di sekolah ada tambahan pelajaran setelah sekolah. Di luarpun lembaga bimbel gencar promosi. Wah kayak gini ya anak SD sekarang. Saya diskusi dengan suami, perlukan ikut bimbel? Atau kita ajarin di rumah aja?
Akhirnya kami bertanya ke anaknya. Mau ikut bimbel? Seneng ga? Capek ga?
Anaknya bilang mau dan lebih suka belajar bersama teman :)

Demikian juga untuk si adik yang sekarang kelas 2, sejak TK hingga sekarang belajar di rumah tanpa les. Sewaktu TK sempat sih merengek minta les karena semua temannya les, hanya dia saja yang tidak les :D. Akhirnya saya minta bantuan bu guru untuk menjelaskan bahwa dia tidak perlu les.

Terus terus... kira-kira kapan sih si anak butuh les?
Menurut saya, les diperlukan jika anak ketinggalan pelajaran di sekolah, orang tua tidak bisa mendampingi anak belajar dan untuk tujuan tertentu, misalnya mau dapet nilai terbaik, mau sekolah di tempat tertentu yang butuh nilai baik atau tujuan lainnya.

Jika sudah les tapi anaknya ga ada kemajuan, gimana?
Nah ini yang terjadi ketika anak saya ikut les Bahasa Inggris. Ga ada tambahannya. Ya saya hentikan saja.
Alasan lain kita mengehentikan atau mempertimbangkan les antara lain anak kurang enjoy sehingga malas berangkat les. tidak ada kemajuan belajar,  jadwal sering berubah sehingga kita dipaksa terlalu fleksibel, kita sebagai orang tua tidak bisa berkonsultasi tentang kemajuan si anak.

Jadi perlukah les tambahan? Kembali ke pertimbangan orang tua, kondisi anak dan kondisi ekonomi keluarga :)

Belajar dan Berusaha


Belajar dan Berusaha adalah dua kata yg saling berkaitan. Belajar adalah makna untuk memberikan segala keterkaitan dalam hidup. Sampai manusia itu mati pun, kita harus tetap belajar. Sampai tidak mau pun, ternyata ada ujian yg membuat kita belajar dengan sendirinya.
Berusaha adalah upaya yang diperbuat manusia untuk menyenangkan hidupnya dan memberikan kesejahteraan bagi kebaikan hidup. Dan sesungguhnya berusaha itu pun sama seperti belajar. Ada waktu kita tdk berusaha. tetapi Tuhan memberikan kita ujian melalui apapun yang kita punya dalam hidup. Dan kita harus mau berusaha untuk menyelesaikan setiap masalah yg datang.
Dua kata itu seharusnya dijadikan sebuah motivasi yang baik bagi kita, untuk saling menghargai setiap manusia yang ada di dunia ini, dan jangan dilihat dari cara dia belajar dan berusaha tetapi lihatlah dari cara ia bersikap baik terhadap sesama karena kita pasti akan kembali kepadaNya. Maka Berbuat Baiklah dengan Cara Belajar Dan Berusaha.

Kelas 6, Setelah Ada Hasil UN Daftar SMP

Ada banyak cerita tentang kelas 6 :)
Kita lanjutkan sharing yang ketiga setelah sebelumnya saya sharing tentang persiapan Bimbel dan Ujian apa saja yang diikuti oleh si kelas 6.

Setelah UN yang diadakan tanggal 3-5 Mei, anak-anak belum bisa bersantai. Masih harus belajar untuk TPA yaitu Tes Potensi Akademik sebagai syarat untuk masuk SMP Kawasan di Surabaya. Kebetulan tempat bimbel kakak baru buka tahun lalu dan mungkin karena masa promo, kelas TPA digratiskan untuk peserta bimbel angkatan pertama sedangkan untuk yang ikut bimbel di tempat lain atau memulai bimbel TPA saja bisa merogoh kocek dari 750an ribu hingga 2 jutaan rupiah. Kegiatan antar jemput bimbel masih berlangsung 2-3x seminggu.

Sebelum ke cerita pengumuman hasil UN, saya sharing sedikit tentang jalur masuk SMP di Surabaya.
Semua info untuk pendaftaran masuk SMP ada di situs ppdb yaitu : http://ppdbsurabaya.net
Kita bisa mengecek seputar pendaftaran sekolah SD dan SMP serta nilau UN di situs tersebut.
Berikut adalah jalur untuk pendaftaran masuk SMP yang dapat dilakukan secara online maupun datang langsung ke sekolah yang dituju.
1. Jalur Mitra Warga untuk keluarga yang kurang mampu
2. Jalur Prestasi untuk yang memiliki prestasi Akademik dan Non Akademik (olahraga) dengan syarat yang bisa kita baca di website PPDB
Kedua jalur pendaftaran diatas dilakukan lebih awal.
3. Setelah nilai UN diumumkan, maka dibuka pendaftaran Jalus SMP Kawasan. Sekolah yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan sebagai sekolah Kawasan adalah sebagai berikut :
a. Wilayah Utara : SMPN 2, 15
b. Wilayah Timur : SMPN 19, 35
c. Wilayah Barat : SMPN 25, 26
d. Wilayah Pusat : SMPN 1, 3, 6
e. Wilayah Selatan : SMPN 12, 22
Syarat untuk bisa mendaftar di SMP Kawasan adalah nilai total UN 255 (rata-rata 85) dan tidak ada nilai dibawah 75 untuk salah satu mata pelajaran UN. Misal nilai UN 255 dan nilai salah satu mata pelajaran 74 maka si anak tidak bisa mendaftar di SMP Kawasan. Syarat penerimaan SMP Kawasan adalah total nilai dari 50% nilai UN + 50% nilai TPA.
4. Pendaftaran yang ke-4 adalah pendaftaran jalur reguler untuk SMP Negeri selain SMP Kawasan diatas, dengan cara yang sama yaitu melalui online atau datang langsung ke SMP yang dituju. Nilai patokan penerimaan hanya dari nilai UN saja. Dipastikan yang nilai UN besar sudah pasti diterima di SMPN jalur reguler.


TPA itu apa sih?
Kepanjangannya Tes Potensi Akademik. Penilaiannya terdiri dari Verbal, Numerik dan Figural. Memang mesti banyak latihan, kalau enggak pernah latihan dipastikan kaget waktu tesnya. Kelemahan kakak adalah di Verbal. Awal-awal ikut tes TPA nilainya berkisar 50an saja. Yah perbanyak baca perbanyak latihan dan perbanyak ngomel tiada lelah dari Ibunya untuk ngingetin :D

Menunggu pengumuman UN selama 23 hari cukup membuat degdegan tapi ya gimana.... sudah terlanjur, mau dibenerin juga ga bisa kan. Jadi sambil berdoa sambil berpasrah. Tanggal 28 Mei subuh itu sudah ada suara-suara WA. Ternyata udah sempet dibuka pengumuman di web tapi kemudian di tutup kembali. Sabar menanti, cek dan refresh terus si website untuk liat hasil. Dan kayaknya jam 8 kurang sudah ada hasilnya. Tinggal masukin no Ujian kita sudah bisa melihat hasilnya seperti berikut:



Ok... nilai memenuhi syarat untuk masuk SMP Kawasan, mari kita mendaftar ke SMP Kawasan yang dekat dengan rumah. (Pertimbangan memilih sekolah akan kami sharing selanjutnya). Yaaa hanya 1 pilihan saja. Pilihan pertama SMPN 22 dan pilihan kedua kosong. Jika memang tidak lolos di SMPN 22 maka kami mencari SMP reguler yang dekat dengan rumah juga.
Dari pendaftaran online kita memperoleh lembar bukti pendaftaran yang harus kita print untuk nanti dibawa saat tes TPA di tempat tes yang telah ditentukan.

Jika tahun lalu tes TPA dilakukan beberapa hari setelah pendaftaran, maka untuk tahun ini sedikit berbeda karena kena jeda libur hari raya Idul Fitri. Jadi kami berlibur ke Bali dulu dan kembali lebih awal untuk mengikuti tes TPA tanggal 28 Juni. Tuuh jaraknya sebulan... udah ilang semua hapalan hehe.


Tanggal 28 Juni, kebagian tes di SMPN 12, agak jauh dari rumah, sehingga berangkat lebih awal untuk mencari ruangan tempat tes. Pastikan datang awal yaah untuk adik-adik karena kadang ada perubahan ruangan sehingga kita harus mencari-cari dulu, dan kebayang kalau telat dipastikan anaknya ngos-ngosan dan panik sebelum tes.
Pulang tes, kakak bilang verbalnya luar biasa susaaaah.... tapi dia pede dapet nilai dari numerik sesuai dengan hobby dia. Yaah Ibu hanya bisa berdoa semoga lolos SMP Kawasan.

Keesokan harinya, lupa jam berapa yaa saya coba-coba melihat hasilnya dan bersyukur banget kakak diterima di SMPN 22. Langsung print bukti penerimaan dan siapkan berkas untuk daftar ulang hari itu juga. Syaratnya apa aja? Nanti disebutin yah dibagian print bukti penerimaan. Dan sayapun meluncur ke SMPN 22 untuk daftar ulang. Sebenarnya dikasih waktu 2 hari sih, tanggal 29-30 Juni. Tapi kalau bisa sekarang kenapa harus besok? Dan saya jaga-jaga aja jika hari ini saya daftar ulang dan ada yang kurang, bisa saya susulkan keesokan harinya :)
Oh ya waktu daftar ulang anaknya ga perlu dibawa yaa.. tapi kalau mau diajak juga tidak apa-apa. Saya banyak melihat anak-anak berseragam SD untuk ikutan daftar ulang, padahal sebenernya orang tuanya aja juga boleh :)
Setelah daftar ulang, selamaaat kakak sudah bisa sekolah di SMPN 22 dan ibu siap-siap dengan beli-beli seragam dan keperluan lainnya :)

Oh ya ada link juga untuk melihat nilai TPA si anak jika kita penasaran untuk masing-masing penilaiannya. Dan benar saja...kakak memang ampun-ampun kalau dikasih soal verbal, tapi lumayan bisa dapet 69 karena biasanya pas try out nilainya verbalnya jelek-jelek.

Bersyukur semuanya dimudahkan dan dilancarkan, semoga di SMP kakak semakin pintar, semakin baik attitudenya dan lebih berprestasi lagi untuk diri sendiri, keluarga, sekolah dan negara.

Kelas 6, Ujiannya Apa Aja?

Di sharing sebelumnya saya cerita tentang persiapan menghadapi UN untuk kelas 6 yaitu mental dan bimbingan belajar. Kali ini saya sharing tentang ujian apa saja yang anak-anak tempuh untuk kelulusan Sekolah Dasar.

Sebelum kakak kelas 6, saya memang tidak terlalu mencari info harus ngapain aja di kelas 6. Saya berpikir toh nanti dijelaskan oleh guru dan kita tinggal melaksanakannya saja. Info yang saya butuhkan hanya biaya bimbel karena saya harus menabung terlebih dahulu.
Ternyata mencari info pelaksanaan ujian itu penting banget karena ada beberapa hal yang harus disiapkan, terutama jika kita sibuk kerja kantor atau tidak dibantu suami, misalkan suami kerja di luar kota.

Sekolah kakak mengadakan kerja sama untuk pelaksanaan try out selain juga mengikuti try out kecamatan yang sudah ditentukan jadwalnya. Untuk tahun 2018 ini, mata pelajaran UN adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Berbeda dengan UN tahun sebelumnya, tahun ini soal UN ada uraian (essay) dengan bobot nilai yang cukup tinggi. Waaah saya sedikit panik untuk hal ini, bukan karena tidak percaya anaknya bisa menjawab melainkan karena tulisannya jelek. Iyaa sih bisa terbaca oleh semua gurunya, tapi yang koreksi UN kan  guru dari sekolah lain, belum lagi kalau yang diperiksa banyak dan beliau-beliau sedang pening...tamatlah riwayat bisa disalahin jawabannya karena males baca. Jadi saya wanti-wanti ke kakak untuk benerin tulisan, diperbesar, diperjelas dan pelan-pelan saja nulis untuk uraian karena nilainya lumayan tinggi, 6 poin per soal dan ada 5 soal uraian.

Untuk UTS dan UAS jadwalnya lebih cepat dibandingkan dengan kelas lain. Jadi memang ngebut banget belajarnya. Ada 8 buku Tematik untuk 2 semester dan di semester pertama kedelapan buku tematik itu sudah tuntas dipelajari (maksudnya gurunya tuntas memberikan materi, entahlah anaknya bisa nangkep atau enggak saking banyaknya).

Di semester kedua, setelah UAS diadakan Ujian Praktek sebagai berikut
1. Ujian praktek untuk masing-masing mata pelajaran, dimana sebelum ujian sudah diberikan kisi-kisi yang harus disiapkan untuk masing-masing pelajaran. Siap-siap yaaah membeli beberapa keperluan seperti peralatan untuk membatik, beberapa buku dan kertas sesuai kebutuhan.
2. Ujian praktek menari Remo, setiap anak wajib bisa tari remo, dipanggil 10 anak dengan posisi saling membelakangi sehingga tidak bisa saling mencontek.
3. Ujian praktek senam UKS kreasi sendiri (per kelompok). Untuk kreasi sendiri dinilai per kelompok sedangkan untuk senam UKS masing-masing dinilai dengan cara melakukan senam dengan posisi saling membelakangi sehingga tidak bisa menyontek temannya.
4. Ujian praktek dance (tari modern per kelompok). Naaah tenaga dan waktu juga terkuras untuk hal ini, apalagi jika anak kita bukan penyuka dance, kakulah badannya dan males-malesan latihannya :D. Tapi yang namanya kewajiban ya harus dilakukan. Jadi kelompok kakak karena pada ga bisa nari, maka harus panggil guru tari. Bersyukur ketemu guru anak-anak SMA yang sabar banget. Jadilah saya jadi tukang ojek nganter jemput kakak latihan 2x seminggu.
Bersyukur Ujian Praktek berjalan lancar, dance-nya bukan yang terbaik tapi bisa lulus :)
Senam UKS penilaian perorang

Dance per kelompok dilanjutkan dengan tari Remo per orang

Usai ujian praktek, belum bisa istirahat juga... lanjutlah dengan US atau Ujian Sekolah, yaitu ujian mata pelajaran selain mata pelajaran UN. Soalnya diambil dari kelas 4, 5, dan 6. Huaaaa paniiik... banyak banget. Saya udah ngumpulin tuh buku-buku kakak dari kelas 4 sampai kelas 6. Dan ternyata oleh gurunya diberikan kisi-kisi soal US. Kisi-kisi yaaa... buka bocoran soal :). Misalnya tentang bangun datar, bilangan, ekosistem, sumber daya alam, dsb. Syukurlah US berjalan lancar, orang tua ikutan heboh tanya-tanya mbah google biar cepet ngerjain soal-soal dan anaknya bisa tinggal menghapal aja.

US berakhir, tibalah pada puncak acara yaitu Ujian Nasional. Sebenarnya kan UN itu sama dengan ulangan biasanya, yang bikin tegang itu sebenernya kepanikan orang tuanya hehe. Jadi kami berusaha tenang dan santai aja. Kasih nasehat kayak ke atlet aja.
Kakak kerjakan try out sebaik-baiknya seakan-akan itu UN dan jika sudah terbiasa maka saat ngerjakan UN, itu kayak latihan try out aja.
Beberapa kali ikut try out di sekolah dan lembaga bimbel serta lembaga lain yang mengadakan, kebetulan kakak sempet jadi juara 1, dapet penghargaan dan dapet uang tabungan pula (lumayan buat bayar SMP). Nah hal ini memberikan sedikit beban untuk dia bahwa nilai UN dia juga harus bagus.
Dari sekian banyak try out, memang nilai Bahasa Indonesia paling lemah. Kakak males baca, waktu luang dia pakai untuk nge-game sehingga perbendaharaan katanya kurang sekali. Selalu kami ingatkan dan ingatkan untuk lebih banyak belajar bahas Indonesia karena target kami adalah masuk SMP Kawasan, dimana batas nilai total adalah 255 dengan masing-masing nilai mata pelajaran tidak boleh kurang dari 75. Lumayan sih hasil mengomel kami (maksudnya support), nilai Bahasanya meningkat, setidaknya diatas 75 :)
Sewaktu UN, diusahakan supaya kita tenang, jangan terlihat tegang, makan bergizi, istirahat (terutama tidur malam) yang cukup, bangun pagi lebih awal dan bersiap2 juga lebih awal sehingga bisa duduk tenang sebelum berangkat sekolah.
Bersyukur Ujian Nasionalnya berjalan lancar untuk anak-anak kelas 6, tidak ada yang terlambat maupun yang absen.
Tinggal menunggu hasilnya saja. Pengumuman hasil pun agak lama karena ada soal uraian tersebut. Jadi setelah soal pilihan ganda diperisak komputer, lembar jawaban tersebut dinilai oleh tim koreksi yang sudah dibentuk sebelumnya.
"Saat daya dan usaha selesai berbuat, hanya doa dan kepasrahan yang kita miliki sambil menunggu hasilnya"

Kelas 6, Ngapain aja?

Saya mau sharing tentang Kakak sewaktu kelas 6 tahun lalu karena ternyata beberapa adik kelasnya masih pada bingung ngapain aja, termasuk saya dulu ketika masuk kelas 6 banyak bertanya kepada mama-mama yang anaknya sudah melewati kelas 6 :)

Menghadapi kelas 6 banyak sekali informasi yang saya terima, bagaimana ribetnya belajar di kelas 6 untuk persiapan unas dan biaya yang dikeluarkan untuk bimbel. Jadi memang sejak kakak kelas 5 saya mulai menyisihkan uang untuk persiapan kelas 6.

Bimbel atau Bimbingan Belajas, dimana dan mengapa?
Ada yang bilang bimbel itu buat gaya-gayaan, SD kan belum perlu, apalagi mahal-mahal.
Iyaa dulu saya juga berpikir demikian, saya kerja di rumah, saya bisa ngajarin kalau tingkat SD, bapaknya juga dosen dan bisa ngajarin di rumah, intinya bisa berbagi tugas dengan saya.
Tapi kami juga tidak mau menutup mata bahwa jaman dulu berbeda dengan sekarang. Ada tes TPA yang belum pernah kami ketahui seperti apa untuk tingkat SD, ada persaingan tips trik menjawab soal yang tentu tidak bisa kami berikan dan yang terpenting membuat mental anak lebih pede karena sama dengan teman-temannya.
Beruntung di tempat kami ada bimbel cabang baru yang akan dibuka dan mengadakan try out ke sekolah sekolah terdekat dengan iming-iming hadiah diskon harga bimbel. Dan beruntung bagi si Kakak bisa meraih peringkat pertama sehingga memperoleh diskon 50%. Meskipun lebih jauh dari rumah dibandingkan bimbel yang kami rencakan pada awalnya (dan lebih murah) tapi kami mengambil bimbel tersebut dengan pertimbangan reputasi, pengalaman dan staf pengajarnya.
Dengan mengikuti bimbel saya perlu menyesuaikan dengan jadwal keluarga, kapan waktu antar jemput, waktu makan yang sedikit berubah dan menyesuaikan dengan waktu menemani adiknya belajar.

Persiapan selanjutnya adalah keuangan. Bimbel itu memang tidak murah. Meskipun kakak dapet diskon 30% tetaplah tidak murah bagi kami sehingga kami memang sudah menabung sebelumnya setelah memperoleh info biaya bimbel dari kakak-kakak kelasnya.

Untuk anaknya sendiri, fisik dan mental harus kuat. Karena selain memang belajar banyak di sekolah, dia juga kemungkinan stress karena bosan atau dikejar deadline tugas sedangkan waktu terbatas. Dukungan orang tua sangat dibutuhkan.

Jadwal belajar di sekolah dan di rumahpun berubah. Pelajaran di sekolah seperti dikebut supaya bisa selesai semua materi di semester satu dan di semester dua tinggal pemantapan soal-soal untuk UN saja. Tugas dan PR menjadi menu sehari-hari sepulang sekolah dan bimbel. Ya tujuannya memang supaya anak mau belajar sampai di rumah, setidaknya sedikit membaca untuk menjawa PR tersebut. Bersyukur kakak cukup tabah mengerjakan setiap tugas dan memaksakan diri untuk pelajaran yang tidak dia sukai demi UN dan masuk SMP yang dia cita-citakan.

Sekian dulu cerita tentang persiapan kelas 6 dan sekilas tentang tambahan pelajaran. Nanti kita lanjut dengan ujian-ujian yang dihadapi anak kelas 6.

Setiap Anak itu Unik

Kakak bisa baca sejak usia 3 tahun.
Suatu hari saya cuti kerja dan ke sekolah kakak di TB/TK, beberapa ortu bertanya gimana caranya ngajarin baca?
Saya jawab saya tidak tahu, karena memang tidak pernah secara langsung mengajarinya membaca. Yang selama ini saya lakukan adalah setiap pulang kerja, setelah selesai mandi, saya ajak si kakak ke kamar, tutup pintu dan kita membaca buku cerita berdua. Tapi sebenarnya tujuannya bukan untuk membaca melainkan untuk kedekatan ibu dan anak saja karena saya tinggal kerja seharian (begitu kata majalah yang saya baca ). Berhubung saya tak pandai berkata-kata/mencari bahan pembicaraan dengan anak yang belum bisa bicara apalagi, jadi medianya ya membaca dan melihat gambar
Ternyata dari membaca itu dia langsung bisa membaca kata tanpa mengeja.
Hal itu (membaca bersama) juga saya lakukan terhadap si adik. Tapiii si adik berbeda dengan kakak. Ketika saya ajak membaca, jika kakak melihat kata yang saya tunjuk, si adik melihat gambar (meskipun gambar itu tidak saya tunjuk) dan mengembangkan pertanyaan (imajinasi) dari gambar tersebut . Dan adik bisa membaca di usia 5 tahun tanpa dipaksa dan tanpa harus les, hanya dengan membaca cerita di rumah.
Setiap anak itu unik, tidak bisa dibandingkan satu sama lain dan biarkan anak tumbuh sesuai usianya, orang tua hanya memberikan support berupa stimulasi dan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Menemukan Metoda Belajar yang Asyik

Tak dapat dipungkiri bahwa banyak Ibu yang kerepotan dengan pelajaran anak jaman sekarang. Sulit dan harus didampingi dalam belajar jika tidak ingin anak stress dan merasa sangat terbebani. Berbeda sekali dengan jaman saya dulu, dimana kelas 1 dan kelas 2 masih terasa enteng karena ditekankan untuk latihan baca tulis serta budi pekerja saja.

Dalam rangka membuat anak saya tidak stress dan merasa asyik dalam belajar, beberapa metoda sudah pernah saya gunakan berdasarkan referensi dari teman, orang tua dan juga internet. Tetap saja ketika musim UAS terutama, terasa banyak materi yang belum terekam di otaknya padahal belajar sudah dicicil.

Untuk semester ini, saya coba meminta dia mengetik di komputer rangkuman hasil belajar dia hari ini karena jika disuruh menulis lagi, dia yang baru kelas 2, bilang capek karena di sekolah udah nulis banyak :D. Dan emang benar, catetannya banyak banget hiiikkk

Baru seminggu metoda ini saya terapkan, dan lumayan, dia merasa senang, menikmati dan tidak terasa kadang sudah belajar banyak, padahal biasanya baru 20 menit belajar sudah bilang bosan, capek dan pegel hehehe.

Mudah-mudahan metoda ini ampuh, karena dia senang melakukannya, mengetik sambil refresh peljaran yang baru dia peroleh di sekolah sehingga akan ingat terus tanpa merasa terbebani ketika ulangan tiba

Waspada terhadap Mata Minus pada Anak-Anak

Seminggu menjalani sekolah SD Dede sepertinya tidak ada masalah dalam mengikuti pelajaran. Hanya kadang dia bilang tulisan Guru tidak jelas.

Kami sebagai orang tua memang agak waspada dengan kemungkinan mata minus karena Bapaknya berkacamata sejak usis kelas 2 SD sedangkan saya sendiri baru sadar mengalami mata minus sejak kuliah karena tumben duduk dibelakang.

Dede memang sering menonton TV terlalu dekat, tetapi kami belum curiga karena dia tidak melihat jika terlalu jauh. Kami hanya menyuruhnya mundur saja dan biasanya dia menurut tanpa bilang kalau tulisannya tidak kelihatan :D

Sampai akhirnya suatu sore Bapak mengajak anak-anak main sepeda di jalan dan menunjukkan pesawat di udara. Dede bingung melihat kemana karena dia bilang dia tidak melihatnya. Waduuuh...Bapaknya baru deh merasa jika ada yang tidak beres. Kemudian Bapak meminta Dede membaca menu makanan yang terpasang di depan depot dekat rumah kami. Aaaah dan ternyata benar, dia tidak bisa membacanya.
Kami putuskan untuk membawanya ke dokter mata.

Hari sabtu, Bapak dan Dede libur sekolah, kami ke dokter mata. Setelah mengantri kurang lebih satu jam akhirnya kami masuk ke ruang periksa. Tanpa tanya ini dan itu, bu Dokter minta dede duduk di mesin periksa mata, trus duduk di kursi dan disuruh membaca huruf. Hihihi kok ya ga nanya anaknya bisa baca atau tidak :D
Tapi ya dede memang sudah bisa membaca sejak usia 3 tahun. Mungkin itu juga yang memperparah minus matanya karena dia sering banget membaca di ruang dengan penerangan minim jika tanpa pengawasan kami serta sering juga berhadapan dengan komputer.

Hasil pemeriksaan matanya adalah -1.25 dan cyl -0.75 untuk kedua matanya. Disarankan periksa 6 bulan sekali untuk mengetahui peningkatan minusnya sehingga bisa segera ganti kacamata jika diperlukan dan mata tidak memaksakan diri melihat menggunakan kacamata yang sudah tidak layak

Hemm udah worry aja, mau tidak ya Dede memakai kacamata? Ternyata dia mau dan kami berjanji mencarikan kaca mata yang sesuai dan sedikit nyaman walau saya tahu sebagus-bagusnya kacamata tentu tidak ada kata nyaman memakainya apalagi untuk anak usia 6 tahun :(.

Hari pertama masuk sekolah memakai kacamata, dia diinfo oleh bu guru agar menggunakan tali aja pada kacamatanya untuk mengurangi resiko jatuh jika pelajaran olahraga atau bermain bersama teman-teman. Dan dia mau nurut kata-kata bu guru. Mudah-mudahan peningkatan minusnya tidak terlalu drastis sekarang.

Jadi, untuk orang tua yang ada faktor mata minus di keluarganya mulai waspada jika anak mulai membaca terlalu dekat, menonton dalam jarak yang dekat atau mulai mengalami kemunduran dalam pelajaran sekolah yang disebabkan dia lambat membaca perintah Guru di sekolah, coba diperiksakan ke dokter mata.

Berkunjung ke TB-TK Dunia Anak

Hari ini aku libur karena di kantor ada pemadaman listrik. Hari senin kemana ya? Ah ke Dunia Anak aja. Mau lihat-lihat calon sekolah Dede. Maunya tahun depan aku masukin dia ke play group. Biar bisa bergaul ama temen-temen seusianya. Sekarang dia sangat susah disuruh keluar rumah untuk bermain. Maunya baca dan main komputer. Dulu sebelum kenal sama buku dan komputer dia masih mau keluar tiap pagi dan sore main sama anak seusianya maupun yang lebih tua. Ya main segala macam di depan rumah. Kebetulan jalan di depan rumah agak sepi. Mulai dari main bola sampe main boneka binatang.

Sekarang.. ya ampuuunn sampai dipaksa pun dia tidak mau keluar rumah. Takutnya sih dia tidak gaul sama anak sebayanya. Makanya mau buruan aku sekolahin.

Sejak 2 bulan yang lalu, dia sangat semangat sekolah. Tiap hari mau sekolah, bawa tas Mickey dan bawa banyak buku yang dia punya.

Nah... kejadian tadi pagi adalah.....

Pagi semangat jalan menuju sekolah. Jalan kaki dengan penuh semangat juang. Sampai di depan sekolah bertemu dengan pak Satpam yang ramah dan diantar ke petugasnya. Hemmm Dede udah mulai keder tuh. Minta dipegang erat-erat, padahal tadinya udah jalan dengan gagah berani tuh. Eh sampai di depan bu guru, dia malah minta pangku dan gendong. Apalagi saat denger anak-anak bernyanyi dengan keras. Kebetulan hari ini yang masuk sekolah adalah anak play group B [usia 3 tahun ke atas]. Jadi suaranya keras dan orangnya udah lebih besar daripada Dede.

Dijelasin prosedur dan bla-bla-blanya Dede udah gelisah tidak betah. Dan pas mau diajak jalan-jalan keliling sekolah sama bu guru, dia malah minta pulang!!

"Dede gak mau sekolah!"

"Dede mau pulang aja!"

Daripada menangis dan ngamuk di sekolah dan bikin keributan, akhirnya aku pulang saja dan tidak jadi jalan-jalan keliling sekolah. Ibu gurunya sih bilang bahwa aku bisa datang sewaktu-waktu untuk free trial. Aku bilang lihat situasi dan cuti saya. Lagian melihat gelagat Dede yang udah antipati begitu, mungkin butuh waktu untuk membujuknya mau sekolah.

Sampai di rumah dia masih bilang bahwa dia tidak mau sekolah, hahaha... Dasar anak-anak.....

Kalo pelajarannya sih kayaknya dia kuasai semua. Di rumah diajarin Bapaknya. Menyanyi. menari [ambradul], membaca, berhitung, dan komputer. Tinggal belajar sosialisasi aja nih...

Semoga saja tidak butuh waktu lama untuk membujuknya mau sekolah.

Tutup Tahun TK Dunia Anak

Tidak terasa, Dede sudah lulus TK :)
Sudah 3 tahun sekolah di TK-TB Dunia Anak. Ada perasaan sedih juga berpisah dengan guru-guru dan teman-temannya. Apalagi teman-teman Dede kebanyakan memilih SD swasta, jadi hanya ketemu dengan 2-3 orang saja di SD Negeri deket rumah [jika keterima :D]
Seperti acara tutup tahun sebelumnya, acara yang dinanti adalah operetnya. Anak-anak memainkan operet, menari, bernyanyi dan dubbing suara mereka :)
Tahun ini, judulnya adalah Bawang Merah Bawang Putih
Kebetulan Dede ditunjuk sebagai narator dan penari kodok, teman Bawang Putih.
Karena sudah TK B biasanya tugasnya lebih banyak. Begitu juga dengan Dede. Dia kebagian beberapa tugas, nyanyi 4 lagu koor, main pianika 2 lagu koor, narator dan nari kodok. Sempet ada accident muntah segala karena masuk angin :D. Untungnya acara lancar dan dia semangat walau capek.
Sekarang persiapan menunggu pendaftaran SD :)
Semoga bisa diterima di SD dekat rumah.

1 Tahun si Adik


Tidak terasa, setahun sudah usia si Adik. Tidak terasa, setahun lebih sudah saya bekerja di rumah. Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga, bisa mengasuh dan membesarkan si baby hingga setahun sendiri karena kebetulan si mbak yang biasa ngasuh si kakak ketika saya masih kerja kantoran berhenti kerja karena menikah.
Bersyukur juga ASI ekslusif dapat saya berikan, dan berlanjut hingga sekarang.
Saat ini sedang mencoba memberikan susu formula tambahan. Sepertinya dia kurang suka, dia masih lebih memilih ASI. Tapi syukurlah belakangan ini dia mau sedikit-sedikit minum susu UHT.
Pada usia 13 bulan ini, si Adik belum bisa berjalan sendiri, tetapi digandeng :)

Reaksi kakak?
Kekhawatiran saya dulu adalah si kakak tidak mau menerima adiknya karena dianggap merebut ibunya yang selama ini selalu bersamanya. Tetapi syukurlah, tidak demikian. Kakak sangat sayang sama adik, walau kadang-kadang suka betengkar kecil, masih wajar :)

Bersyukur sekali
Walau lelah dan badan remek kerja sendiri di rumah sambil mengerjakan bisnis Oriflame - d'BC Network tercinta, yang sudah membantu saya bisa resign seperti cita-cita saya ketika bergabung dengan oriflame, saya selalu bersyukur setiap hari atas pengalaman membesarkan anak-anak belahan jiwa saya :)
Harapan saya, anak-anak bisa tumbuh sehat, pintar, menjadi anak yang berguna untuk keluarga dan masyarakat.

Aku Bangga Padaku


Aku adalah aku
Aku hanyalah satu
Aku adalah satu
Tak ada yang seperti aku
Aku sangat bangga
Bangga pada diriku
Karena Tuhan memberi dari rambut sampai kaki
Tak peduli aku gemuk
Tak peduli aku kurus
Aku bersyukur pada Tuhanku
[Lagu baru Dede hari ini dari sekolahnya]

Lagu yang baik untuk mendidik anak-anak nih supaya selalu bersyukur pada Tuhan, tidak minder dan juga menghargai orang lain :)

Meraih Mimpi

mari berlari meraih mimpi
menggapai langit yang tinggi
jalani hari dengan berani
tegaskan suara hati
kuatkan diri dan janganlah kau ragu
tak kan ada yang hentikan langkahmu
Reff :
ya..ya..kita kan terus berlari
ya..ya..tak kan berhenti di sini
ya..ya..larilah meraih mimpi
ya..ya..hingga nafas tlah berhenti
ku akan bertahan
hadapi rintangan
perlahan-lahan dan menang
jalani hari dengan berani
tegaskan suara hati
kuatkan diri dan janganlah kau ragu
tak kan ada yang hentikan langkahmu
tak ada yang tak mungkin’
bila kita yakin
pastilah engkau dapati
(By : J Rocks )

==
Lagu ini dinyanyikan oleh anak-anak TK dan TB Dunia Anak saat perpisahan dengan tema Sawunggaling mengejar mimpi. Lucu banget....Mereka nyanyi bergumam, mungkin karena tidak hapal lagu tapi pas giliran lirik "ya ya" panggung gemuruh karena mereka teriak dan meloncat-loncat hehehehe. Gimana dengan Dede? Si melankolis dede tentu saja hapal karena dia penurut hehe. Disuruh menghapalkan ya bener-bener dihapalkan :)

Gemar membaca


Beginilah aksi kakak pulang sekolah. Sekolahnya meminjamkan buku cerita anak setiap hari jumat untuk dibaca di rumah dan dikembalikan hari senin. Sesampai di rumah, ganti baju, dia langsung cerita sama adiknya yang baru berusia 2 bulan, ngapain aja di sekolah dan mengajaknya menyanyi dan membaca. Si adik juga sepertinya gaya-gayaan seperti bisa baca aja hehehe. Semoga adiknya juga bisa cepet baca kayak kakaknya dulu :)

Kisah sedih bayi Triceratops

Sabtu siang, Dede memeluk boneka dinosaurusnya, Triceratops.
Trus dia bilang, "Bu, kasian bayi triceratops ini.."
Aku tanya, "Memangnya kenapa?"
Dede bilang, "Dia lagi sedih, soalnya ditinggal kerja sama ibunya."
Upss...aku bengong, speecless
Trus dia ngomong lagi, "sekarang baru jam 2, ibunya belum dateng, nanti jam 5 ibunya dateng. Kalo ibunya dateng, baru deh bayi triceratops ini gembira."
Huhuhuhu...
Itu kan refleksi dirinya.
Air mata tidak terbendung, kutahan sekuat tenaga, tapi akhirnya ada yang jatuh juga.
Dede bilang, "Ibu kenapa? kok nangis? Ibu sedih ya? Sama dong dg bayi triceratops ini."
Huhuhuaaaaa........
Speechless...
Sakit hati...
Aku bener2 kaget..
Aku tanya si mbak, apakah pernah ngajarin Dede cerita seperti itu? Ternyata tidak.
Kalo bukunya, kemungkinan besar tidak ada yang seperti itu karena aku tau isi semua buku ceritanya.
Kalo tayangan di TV, aku juga kurang mengerti apa yg dia tonton selama aku kerja.
Tapi yang pasti, selama ini dia sedih jika kutinggal kerja, tidak seperti penampakan luarnya yang tegar ketika aku pamit kerja di pagi hari..
Dia juga begitu gembira dan bersemangat ketika aku pulang.
Dia selalu melihat jam dan bertanya pada si mbak, "Kok Ibu belum pulang, kan udah jam 5", jika aku terlambat pulang.
Mudah-mudahan usahaku untuk menjadi WAH mother segera terwujud. Bantu doanya ya nak....semoga diberikan yang terbaik :)

Lagu baru Dede

Suatu sore, sehabis makan malam, aku langsung online untuk membalas email2 dan Dede duduk disebelahku baca majalah playhouse disney. Dia membaca keras-keras.
Tiba-tiba hening.
Aku masih cuek aja... aku pikir dia mau ambil mainan yang lain.
Ternyata dia nyanyi.
Dia nyanyi sih bukan hal yang baru karena emang dia seneng nyanyi...gak pernah sepi dehh...
Tapi lagunya baru...dan bikin tertegun..

papa mama kusudah besar tak nakal lagi
papa mama kuberjanji tak akan nakal lagi
papa mama ku hanya ingin membuat senang hati
papa mama yg kusayang
kuingin membalas budi


Ketika bait pertama, aku udah langsung bengong, pengen nangis sambil mengingat-ingat, apakah tadi pas dia baca majalah sempet tanya aku dan aku cuekin yaa?
Tapi perasaan enggak deh...kayaknya aku jawab semua pertanyaannya...
Huhuhuhu....Jadi merasa bersalah..

Ternyata abis nyanyi dia bilang, itu lagu baru hari ini dari bu Guru..
Fyuhhh....
Tapi tetep sedih dengernya....hiks hiks hiks..

I luv U honey..