Idealisme lulusan SMA

Suatu hari, seorang saudara jauh tiba2 sms saya dan menanyakan jurusan apa yang seharusnya dia pilih selepas SMA nanti? Mendapat sms yang mendadak tanpa mengenal dulu latar belakang anaknya seperti apa membuat saya bingung juga menjawabnya.
Saya : Minatnya apa? Pengen kerja dimana nantinya? pelajaran yang disukai apa?
Dia : Nilai saya bagus di exact. Saya sangat suka matematika dan kimia, terutama kimia. Rencananya saya akan masuk farmasi atau teknik kimia. Tapi saya lebih tertarik kepada farmasi.
Saya : hemm.... kenapa tertarik farmasi?
Dia : karena saya suka kimia dan di farmasi kan banyak pelajaran kimianya.
Saya yang lulusan farmasi langsung mengernyit : kata siapa?
Dia : kata temen2. Itu kan belajar senyawa obat, pasti ada kimia2nya.
Saya : hemm....[bingung mode on]
Terus terang saya bingung menjawabnya. Apalagi kami tidak bisa mengobrol banyak karena hanya sms-an.
Saya langsung menerawang kepada latar belakang keluarga dan sifat anaknya. Dia berasal dari keluarga menengah dan cenderung cukupan alias tidak berlebih. Saya pikir tentulah lulus kuliah pasti ingin bekerja dan mendapatkan gaji yang sesuai untuk segera membantu keluarga.
Latar belakang anaknya adalah anak yang tekun dan pendiam serta cenderung menutup diri dari pergaulan banyak. Tapi saya tidak ingin menyimpulkan bahwa sifat seperti itu tidak akan cocok di bagian marketing. Saya langsung aja tanya : suka nggak dengan pekerjaan markerting sbb : bla..bla..bla... [memberi gambaran pekerjaan marketing].
Dia : tidak, saya sama sekali tidak suka. saya berharap saya tidak bekerja di bagian tersebut. saya lebih senang bekerja penelitian.
Dan...saya simpulkan anak ini tidak cocok masuk farmasi.
Ini hanya kesimpulan saya saja loh....
Dan tentu saja saya tidak menyampaikan kepadanya bahwa dia tidak cocok masuk farmasi. Saya hanya menyampaikan fakta tentang cowok masuk farmasi.
Kenapa tidak cocok?
A. Dari latar belakang keluarganya
1. Lulus S1 tentunya diharapkan dia segera bekerja untuk membantu orang tua. Tapi jika masuk farmasi, lulus S1 harus melanjutkan lagi ke Apoteker selama 1 tahun. Sebenarnya sih tidak harus ke apoteker, tapi sayang aja jika sampai sarjana farmasi. Cari kerjanya juga mungkin lebih susah jika tidak apoteker.
2. Lapangan kerja farmasi tidak seluas perkiraan orang selama ini. Setiap tahun ada ratusan lulusan apoteker yang mencari kerja di lahan yang kian hari kian sempit dengan adanya peraturan2 yang banyak membuat industri kecil gulung tikar.
3. Gaji apoteker untuk lahan selain marketing tidak sesuai dengan harapan. Terutama karena si anak ini cowok. Memang ada cowok yang berhasil selain di marketing, tapi sangat jarang mungkin. Kebanyakan mereka mendapatkan penghasilan lebih di marketing. Dan saya banyak teman yang akhirnya pindah ke marketing karena lebih menjanjikan. Bukannya kita money oriented dan pengejar harta, tapiii hari gini...semua butuh uang kan?
Sedangkan si anak ini lebih senang dengan penelitian. Tidak menutup kemungkinan dia berhasil di penelitian, tapi kembali lagi....ingatlah keadaan orang tua.
4. Alasan tambahan : Farmasi tidak melulu tentang kimia. Kimia hanya bagian kecil saja. Menurut saya malah banyakan biologinya kali ya... Anatomi tubuh manusia, hewan, tentang tanaman obat, dan hapalan2 lainnya. Kecuali memang mau mengambil senyawa kimia obat..nah itu mungkin banyakan kimianya.
Dilema memang...
Menghadapi realita atau mengejar idealisme.
Saya hanya menyampaikan beberapa fakta saja tentang farmasi, tidak bisa segamblang tulisan diatas. Saya juga sedikit heran dengan sekolah2 yang tidak mengadakan temu lulusan baru dengan alumni SMA yang sudah kuliah, seperti yang pernah diadakan di SMA tempat saya belajar. Jadi mereka yang udah lulusa dan kuliah datang ke SMA, janjian sama temen2 mereka untuk memberikan penjelasan, kuliah itu gimana sih. Kalo jurusan A belajarnya apa aja dan kesulitan/enaknya apa. Jadi ada gambaran jurusan apa yang akan kita ambil. Misalnya jurusan A, pelajaran apa yang harus kuat, terus nanti jiak sudah lulus bisa bekerja di bidang apa saja, dll. Mungkin hal2 seperti ini bagus untuk dikembangkan, supaya lulusan SMA tidak salah langkah dan salah jurusan.
Karena terkadang, lulusan SMA itu terlalu idealis. Misalnya saya pintar bahasa inggris maka saya harus mengambil sastra inggris, saya pintar matematika, jadi saya akan ambil jurusan matematika, dsb. Hehehe gak segitunya kali... Padahal dalam kuliah ilmu yang kita gunakan itu bersifat komprehensif...Atau mungkin perlu ada kuliah singkat tentang memilih jurusan? Hehehe...
Dan..akhirnya saudara saya ini memilih teknik kimia, entah karena setuju dengan pendapat saya atau dia punya pertimbangan lain. Semoga dia sukses dimanapun dia sekolah :)

1 komentar:

  1. Saya juga sering mendapat pertanyaan model begini.
    Meskipun saya alumni apoteker, saya kok tidak menyarankan saudara, keluarga dan teman untuk masuk jurusan farmasi.

    kuliah dan praktek yang berat, laporan yang luarbiasa, ga ada waktu santai apalagi jalan-jalan hiks hiks hiks.

    kalo mau masuk farmasi kudu tahan banting, siapin duit lebih untuk praktek dan yang pasti harus rela waktu santai dan istirahat berkurang.

    BalasHapus