Ketika Anak Dijauhi Teman

Saya memiliki 2 orang anak, 1 putera dan 1 puteri. Keduanya memiliki sifat yang berbeda dan unik pastinya. Yang pertama lebih tertutup, jadi kalau kita mau bertanya pengalaman dia di sekolah, harus sabar dan berulang-ulang dilakukan setiap hari sehingga akhirnya dia mau bercerita sendiri. Yang kedua, perempuan, anaknya peka dan sensitif tapi cenderung terbuka. Ekspresif pulaa.. jadi saya bisa menebak kondisi perasaannya dari mimik wajahnya.

Sepulang sekolah bisa jadi ia ceria dan gembira atau sedih. Tak perlu bertanya panjang lebar, cerita akan mengalir dari mulut mungilnya :D Sejak sekolah jarang banget dia pulang dalam keadaan sedih. Nah seminggu kemarin pulang sekolah berwajah sedih, saya pikir ulangannya susah tetapi ternyata dia dijauhi teman yang biasa dia ajak main. Bukan hanya ga diajak main, melainkan mereka berbisik-bisik dan tiap kali si adik bergabung mereka langsung pergi.
Awwwww sedih banget saya mendengarnya, tapi tetap harus tenang untuk bisa memperoleh informasi akurat dari dia.

Jadi yang saya lakukan :
1. Berempati, saya katakan bahwa saya juga pernah mengalami hal seperti itu dan itu membuat saya juga sedih seperti si adik, tapi sedihnya jangan berlama-lama karena itu tidak menyelesaikan masalah. Kita harus mencari permasalahannya.

2. Untuk mencari penyebab mereka menjauhi si adik, saya mulai bertanya apakah dia pernah nakal? Pernah mengejek? Pernah berkata kasar? Kalau memukul sih saya rasa enggak karena anaknya ga pernah mukul, tapi tetap saya tanyakan. Apakah pernah ga sengaja kena pukulan/mereka tersakiti secara fisik? Apakah pernah tidak berbagi makanan yang dia bawa? Dan semua jawabannya tidak. Sayapun jadi bingung....
Kemudian saya berikan dia opsi yaitu: adik bisa bertanya kepada mereka apa kesalahan adik yang membuat mereka menjauh, atau adik bisa menunggu sehari dua hari lagi dan sabar untuk tidak bermain bersama mereka?
Jawaban dia : adik sudah bertanya salahku dimana? aku minta maaf yaa.. Tapi mereka malah pergi buuu..
Aaaaah jadi sedih ibunya nih.. kebayang wajahnya saat minta maaf karena di rumah dia sering melakukannya dengan wajah polosnya jika dia melakukan kesalahan.

3. Karena saya tidak tahu duduk masalahnya dan saya tidak ingin membela dia atau temannya saya bersikap netral saja akhirnya. Saya katakan : mungkin temen-temen lagi bosen aja. Anak-anak biasa seperti itu. Oleh karena itu bertemanlah dengan semua teman sekelas maupun lain kelas, jangan hanya dengan akrab aja. Kalau memang adik tidak nakal, nanti mereka juga baik kembali kok.

4. Jurus terakhir...DOA :). Semua yang terjadi dalam hidup ini adalah kehendakNYA. Kita banyak-banyak berdoa supaya selalu dituntun dalam berpikir, berkata dan berbuat yang baik. Jika sekarang adik merasa hal ini kurang menyenangkan, bisa jadi ini membuat kita sabar, membuat kita kuat, menyadarkan kita bahwa ga boleh pilih-pilih teman dan siapa tahu kalau memang temen yang sekarang memang bukan untuk adik, ya adik nanti dapet temen yang lebih baik lagi :)
Jawaban dia : Adik udah berdoa tapi kok hari ini belum dapet temen juga?
Pengen ketawa tapi ditahan :D. Tuhan pasti mendengar doa kita, tapi tidak langsung mengabulkannya. Bisa jadi iya, bisa jadi nanti, bisa jadi Tuhan sedang memilih teman yang baru atau menyadarkan teman yang lama, sabaaar yaaah.
Untuk meyakinkan dia saya minta dia berbicara dengan guru agamanya, biasanya dia lebih percaya sama guru agamanya daripada saya :)

Setelah dia tenang selama 2 harian saya lalu mencoba mengingat masa lalu. Keinget pernah diomongin gara-gara ga mau ngajarin temen matematika karena waktu itu saya buru-buru mau ke perpus.
Kemudian adik saya ajak bicara lagi. Apakah adik pernah ditanya temen tapi ga mau jawab/ngajarin. Jawab dia : iyaaa bu. Dia mau nyontek ulangan, aku bilang ga boleh, kata ibu kan emang ga boleh. Trus tanya tanya pelajaran, yang ditanya gampang-gampang, kan bisa belajar di rumah, adik kan capek tiap hari harus jelasin.
Deng deng deng deng.... ya ituuuu penyebanya Diiiiik!!!!  Gampang menurut kita belum tentu gampang buat orang lain, kalau ada teman bertanya dijawab aja, kalau adik sedang sibuk, minta dia bertanya ke bu guru aja biar dijelaskan ulang. Kalau mencontek saat ulangan memang ga boleh, bukan karena kita pelit, tapi kita membantu dia juga. Kalau dia dapet 100 hasil mencontek jadinya kan orang tua dan bu guru jadi ga bisa tau kemampuan dia, pelajaran apa yang harus ditingkatkan atau dipelajari lagi.


Keesokan harinya dia ceria kembali, katanya udah diajak berteman lagi. Dia udah ngajarin temennya lagi. Tapiiiiii keesokannya lagi dijauhin lagi, but but pas bertanya pelajaran ya tetep bertanya jugaa wkwkwk. Yang sabar ya diiik......
Teman sejati akan selalu menemani kita dalam suka dan duka, jadi jika memang bukan teman sejatimu, percayalah nanti Tuhan kirim teman yang lebih baik, namun tetaplah berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar