Belajar dari Tukang Bakso

Di komplek rumah ada tukang bakso keliling dorong gerobak warna hijau, namanya Pak Min.

Ada banyak dagang makanan lewat dengan gerobak hijau yang mirip tetapi Pak Min punya ciri khusus yaitu bunyi kentongannya dan topi jingga yang dia gunakan setiap hari.

Kata Bapak, dia sudah jualan sejak Bapak masih SMP mungkin ya, dan sekarang usia Bapak udah 42 tahun :D

Semangkok baksonya 5ribu rupiah dan semahal apapun harga daging sapi, dia tidak pernah menaikan harga per mangkoknya seperti pedagang lain tetapi dia buat baksonya lebih kecil saja. Alasannya per mangkok ya sudah 5000 saja, mau dinaikin kok ya gimana ya rasanya, gak sreg, jadi dikecilin aja.

Anak-anak suka bakso Pak Min karena tidak berminyak seperti bakso lainnyaWalaupun anak-anak suka dan Pak Min lewat tiap hari setiap jam 4 sore, tetep gak boleh beli tiap hari :).

Ada jadwal khusus :D.

Hari Sabtu dan ketika anggota keluarga lengkap. Biar enak makan sama-sama...Hari Minggu pak Min libur, bulan puasa dia juga libur.

Kira-kira 4 bulan lalu, Pak Min menghilang alias gak jualan padahal bukan hari libur. Kami dan tetangga jadi mengira-ngira juga, apakah Pak Min sakit atau pensiun jualan bakso karena anaknya sudah lulus kuliah dari UNESA? Tuuh hebat yaaa...punya anak kuliahan :)

Sebulan berlalu, anak-anak sudah merengek minta bakso Pak Min. Mulai kuliner deh coba-coba bakso yang ada di sekitaran rumah dan anak-anak tak pernah menghabiskannya tanda mereka kurang suka. Akhirnya solusi terakhir adalah beli bakso di supermarket dan kuahnya bikin sendiri supaya tidak berminyak dan tanpa penyedap :)

4 bulan berlalu, Senin yang lalu saya mendengar suara kentongan mirip Pak Min. Sampai hapal yaa...Dan sambil siram tanaman tengok-tengok cari sumber suaranya dan bener Pak Min dengan gerobak hijaunya dalam keadaan sehat walafiat. Terlihat dari ujung jalan dan lama banget nyampe depan rumah karena ternyata para tetangga langganan memberhentikannya untuk membeli plus ngobrol pastinya :)

Tiba di rumah, kami beli seperti biasa dan ngobrol kemana aja dia selama ini.Daaaan jawabannya adalah menjadi mandor tukang karena dia membangun rumah kos 7 kamar dan sebelum kamar jadi sudah habis dibook orang-orang yang mau kos :)

Wooowww....hebat kan?

Dalam kesederhanaan penampilannya berjualan bakso keliling tiap sore dan berjualan sayur di pagi hari bersama istrinya, dia berhasil membiayai anaknya kuliah dan membangun rumah kos. Anaknya jadi dosen lho sekarang.

Pastilah financial planningnya bagus banget :)

Hidup sederhana untuk biaya sekolah anak-anak dan menyiapkan dana pensiun untuk masa tuanya :)

Kami sekeluarga bisa mencontoh Pak Min, bekerja keras untuk membangun masa depan yang lebih baik dengan memanfaatkan secara maksimal kesempatan, modal, dan keterampilan yang dimiliki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar