Belajar Disiplin

Hari Sabtu, 22 April 2017 diadakan jalan sehat untuk anak TK-TB dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional (HAN). Di buku penghubung guru-orang tua diberitahukan bahwa acara akan dilaksanakan mulai pk. 06.00 - selesai (biasanya selesai kurang lebih jam 8). Biasanya saya dan adik selalu datang minimal 15 menit lebih awal daripada jadwal, tetapi kali ini saya datang pas banget jam 6.00 tiba di lokasi karena harus siapin kakaknya untuk peringatan kartini juga di sekolahnya (ini juga masuk kategori alasan karena seharusnya bisa disiapkan lebih awal :D)
Dalam hati sudah ada feeling ga bakalan telat dan justru acaranya biasanya telat, tapi saya memang ga enak hati untuk datang telat. Tiba di lokasi sudah disambut Bu Guru dan adik adalah peserta pertama dari sekolah yang datang. Menunggu.. 30 menit datang 1 orang lagi. Menunggu... .. dan 7.20 acara baru dimulai.
Dikatakan sudah biasa seperti itu yaaa.. benar saya sering mengalami. Tapi saya sendiri tidak tega mengajarkan hal itu kepada anak-anak. Saya selalu meminta anak-anak siap tiba di tempat sebelum yang dijadwalkan, masalah telat mulai itu urusan belakang.
Ada seribu alasan untuk telat memang, apalagi untuk anak-anak play group dan TK. Ada yang susah dibangunin, ada yang mogok ga mau mandi, ada yang ga mau sarapan, ada yang sibuk nonton ga bisa diberhentikan sampai film-nya selesai. Sama juga kok, anak saya juga begitu, tapi itu tantangan buat saya untuk bisa membuat mereka kembali melihat jam dan datang tepat waktu. Kecuali memang kasus khusus seperti ga enak badan atau yang tidak bisa dipaksakan.
Orang tua saya keduanya guru SD, dimana mereka mengajarkan saya untuk selalu disiplin walau memang tidak bisa saya penuhi semua karena manusia tiada yang sempurna :)
Ada juga pengalaman saudara saya, dimana anaknya kurang disiplin hingga masa kuliah karena sejak kecil selalu dibolehin telat, dibolehin ga masuk dengan alasan sakit (padahal ga sakit) dan alasan lainnya.
Berdasarkan pengalaman orang tua dan saudara saya tersebut makanya saya pengen banget mengajarkan disiplin sejak mereka kecil, ga bisa nanti nanti aja karena akan lebih sulit mengubah "kebiasaan" telat dibandingkan sabar mengajarnya sejak kecil.

Dari tadi ngomongin disiplin, apa sih disiplin itu?
Nah dari Wikipedia saya memperoleh definisi dibawah ini :)

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya.
Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain.
Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting.
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan. Disiplin diri berawal dari hal-hal kecil, seperti misalnya bagi pelajar yang mampu membagi waktu untuk belajar , untuk bermain sehingga tak menimbulkan suatu pertabrakan kegiatan pada waktu yang sama. Disiplin diri juga bisa kita lihat dengan contoh sederhana yaitu dengan pelajar tersebut mengerjakan PR (pekerjaan rumah) dan dikumpulkan di sekolah tepat pada waktunya.

Semoga kita sebagai orang tua bisa diberikan kemampuan untuk disiplin diri sebagai contoh nyata untuk anak-anak dan juga membantu mereka untuk menjadi anak yang disiplin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar